Bencana Tsunami Aceh Menyebabkan Meninggal Ratusan Ribu Orang

Tsunami Besar yang Hampir Menghancurkan Belahan Bumi Timur

Bencana Tsunami Aceh Menyebabkan Meninggal Ratusan Ribu Orang
Pada akhir Desember 2004, bencana tsunami menyebabkan meninggal ratusan ribu orang dan mempengaruhi jutaan nyawa. Rekaman video dari semua stasiun berita dan video rumahan segera disiarkan ke seluruh dunia, sehingga kota-kota dan desa-desa hancur total. Saat berita dan rekaman diterima, orang-orang dari seluruh dunia berjuang untuk merangkul dan memahami realitas bencana epik ini.

Tsunami telah menghancurkan garis pantai di 12 negara yang berbeda di belahan bumi timur, menguranginya menjadi tumpukan kayu dan pecahan kaca. Di episentrum gempa yang memicu tsunami tersebut terletak di Aceh, sebuah provinsi yang berada di Indonesia. Aceh dikenal sebagai ground zero, di mana 170.000 orang tewas dalam kehidupan mereka, hampir 17.000 kehilangan orang tua, dan 14.000 lainnya menjadi anak yatim. Ini adalah daerah yang paling parah hancur di semua negara.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan bencana sama besarnya dengan bencana kehidupan manusia. Mayoritas Asia Selatan sudah berada dalam kemiskinan sebelum Tsunami tiba. Kini, ratusan ribu penduduk telah menghancurkan nyawa mereka. Hampir 5 juta orang kehilangan tempat tinggal. Nelayan dan peralatan mereka hancur berantakan. Bisnis, resor, dan tempat-tempat wisata utama lainnya telah diremehkan.

Seiring masyarakat di seluruh dunia memahami kehancuran yang sangat besar di Tsunami, para pemimpin global saling bergotong-royong dan memulai usaha bantuan. Dalam waktu 24 jam, negara-negara dari seluruh dunia menyediakan makanan dan bantuan. Dalam satu bulan, berbagai negara telah menuangkan lebih dari $ 4 miliar. Setelah satu tahun, investasi tersebut meningkat menjadi $ 13,6 miliar.

Pemerintah Amerika Serikat meyakinkan rakyat bahwa mereka akan menyediakan $ 350 juta. Dua mantan presiden, George H.W Bush dan Bill Clinton, yang menjadi lawan dalam pemilihan presiden tahun 1992, bekerja sama dan melanjutkan kampanye nasional yang menghasilkan $ 7 juta untuk usaha bantuan.

Dana tersebut didistribusikan ke berbagai organisasi yang dikenal baik seperti Palang Merah. Dengan 181 stasiun yang membentang di seluruh dunia, Palang Merah dengan cepat dimobilisasi segera setelah tsunami melanda. Tahap pertama dari upaya bantuan, sukarelawan menciptakan sebuah kelompok penyelamat dan mencari yang hilang. Mereka juga memberikan bantuan medis, memberi makanan dan air, dan membangun tempat penampungan untuk para tunawisma.


Pada musim panas 2005, Palang Merah telah mengubah prioritasnya untuk fokus pada kebutuhan jangka panjang seperti kebutuhan medis dan layanan pekerjaan.

Setelah terjadinya Tsunami, sebuah kelompok yang dikenal sebagai Habitat for Humanity mulai membangun rumah bagi para tunawisma. Mereka memfokuskan bantuan mereka pada empat negara yang berbeda: Sri Lanka, Thailand, India, dan Indonesia. Keempat negara ini dianggap paling divestasi karena lokasi mereka begitu dekat dengan pusat gempa. Kelompok tersebut berada di daerah tersebut pada tahun 2005 dan pada akhir tahun, mereka telah membangun atau menemukan hampir 4.000 rumah.