PROPOSAL SKRIPSI
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS IX SMP NEGERI 1 DARUSSALAM
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan
oleh:
Anika Satria
NIM:.............
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2009
Lembar Pengesahan
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS IX SMP NEGERI 1 DARUSSALAM
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Oleh:
Nama Mahasiswa : Anika Satria
Nomor Induk Mahasiswa :
Jurusan : Pendidikan Matematika
Seminar : 2009
Menyetujui:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Nip. Nip.
Mengetahui :
Ketua jurusan pendidikan matematika
Nip.
RENCANA ISI SKRIPSI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Pentingnya Penelitian
1.4 Anggapan Dasar
1.5 Hipotesis
1.6 Populasi Dan Sampel Penelitian
1.7 Instrumen Penelitian
1.8 Metode Pengolahan Data
1.9 Organisasi Laporan Penelitian
BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1 Tujuan Pengajaran Matematika Di SMP
2.2 Belajar dan Prestasi Belajar, serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi- nya
2.2.1 Belajar
2.2.2 Prestasi Belajar
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
2.3 Gambaran Umum SMP Negeri 1 Darussalam
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.4 Analisis Data
BAB IV HASIL-HASIL PENELITIAN
4.1 Pengumpulan Data
4.2 Pengolahan Data
4.3 Pengujian Hipotesis
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN
RENCANA ISI SKRIPSI
DAFTAR ISI
1. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
Rumusan Masalah............................................................................................ 10
Tujuan Penilitian.............................................................................................. 10
Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10
Landasan Teoretis............................................................................................ 11
5.1 Tujuan Pengajaran Matematika.......................................................... 11
5.2 Belajar dan Prestasi Belajar, serta Faktor-faktor yang Mempengaruhi- nya 14
5.2.1. Belajar ............................................................................... 14
5.2.2. Prestasi Belajar .................................................................. 15
5.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........ 16
Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................................... 23
Populasi dan Smpel ....................................................................................... 23
Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 24
Metode Pengelolaan Data ............................................................................. 24
Jadwal Penelitian........................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS IX SMP NEGERI 1 DARUSSALAM
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
1.Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumberdaya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan peranan penting bagi pengembangan masyarakat, oleh karena itu pemerintah kini terus meningkatkan pembangunan dalam bidang pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumberdaya manusia melalui kegiatan pengajaran. Hal ini tercantum dalam GBHN (ketetapan MPR RI No.14/MPR/1973) dikatakan bahwa: “pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup”. Dan menurut ketentuan umum bab 1 pasal 1 undang-undang sistem Nasional nomor 2 tahun 1989, menjelaskan bahwa: “ pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”. Kemudian dalam UU sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (dalam http://www.one.indoskripsi.com/node/772.,diakses 15 November 2009), menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab, kemasyarakatan dan kebangsaan.
Hal ini juga tercantum didalam UU No 2 tahun 1989 tentang siswa pendidikan nasional , bab II pasal 4 dinyatakan:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
SMP merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Tujuan lembaga ini diantaranya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, sesuai dengan tujuan nasional. Dalam hal ini, maka departemen ini menyusun suatu kurikulum yang diajarkan pada siswa SMP, termasuk di dalamnya kurikulum matematika. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP dan MTs mempunyai tujuan pengajaran tersendiri yang di sebut tujuan kurikuler matematika. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia dan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kemajuan bangsa.
Peranan matematika atau berhitung dalam kehidupan manusia sehari-hari telah menunjukkan hasil nyata seperti dasar bagi disain ilmu teknik misalnya perhitungan untuk pembangunan antariksa dan disamping dasar disain ilmu teknik metode matematis memberikan inspirasi kepada pemikiran dibidang sosial dan ekonomi dan dapat memberikan warna kepada kegiatan seni lukis, arsitektur dan musik. Pengetahuan mengenai matematika memberikan bahasa proses dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan keuasaan yang akhirnya bahwa matematika merupakan salah satu kekuatan utama pemberi konsep tentang alam suatu hakikat dan tujuan manusia dalam kehidupannya. Hal ini juga dikemukakan oleh Selamet Imam Santoso yaitu “matematika merupakan salah satu jalan untuk menuju pemikiran yang jalas, tepat dan teliti pemikiran mana melandasi semua ilmu pengetahuan dan filsafat”. Bahkan jatuh bangun suatu negara tergantung dari kemajuan matematikanya (morris kline).
Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meninggatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Menurut slameto (dalam http://www.one.indoskripsi.com/node/772.,diakses 15 November 2009) prestasi belajar siswa adalah tingkat pengetahuan anak terhadap materi yang diterima. Dan menurut Tu’u (dalam http://www.one.indoskripsi.com/node/772.,diakses 15 November 2009), prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor ekternal). Hal ini sesuai dengan penjelasan Dewan Ketut Sukardi (dalam Masdalena, 1993:30) yaitu:
Faktor internal ialah faktor yang menyangkut pribadi siswa termasuk fisik maupun mental psikofisisnya yang ikut menentukan berhasil tidaknya dalam belajar. Faktor eksternal ialah faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan, misalnya ruang belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran dan lingkungan sosial maupun lingkungan alamnya.
Salah satu faktor dari dalam diri (internal) siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah minat belajar. Slameto (2003:57), “Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya”. Menurut winkel (Ridwan, 2008 dalam http://www.ridwan202.wordpress.com/2008/05/03.diakses 15 November 2009), minat adalah: ”kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang itu”. Sesuai dengan ini menurut pengamatan dan pengalaman dines bahwa terdapat anak-anak yang menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana, semakin tinggi sekolahnya semakin” sukar” matemetika yang dipelajari makin kurang minatnya belajar matematika sehingga dianggap matematika itu sebagai ilmu yang sukar, rumit dan banyak memperdayakan.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan suatu komponen sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Faktor-faktor lingkungan itu adalah faktor linkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.
Dalam penelitian ini kondisi lingkungan sekolah dan keluarga menjadi perhatian karena faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat (Ridwan, 2008 dalam http://www.ridwan202.wordpress.com/2008/05/03.diakses 15 November 2009). Menurut Sumarni (1993:26), keadaan lingkungan sekolah yang serasi, tertib, tenang dan berdisiplin serta dilengkapi dengan fasilitas yang cukup, dapat mempercepat proses belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain letak gedung sekolah yang strategis, ruang belajar yang amam, laboratorium yang lengkap, perpustakaan yang memadai, kurikulum yang sesuai dengan perkembangan pendidikan, staf pengajar yang bermutu, dan alat-alat belajar yang tersedia dapat memberikan pengaruh positif dalam mencapai hasil belajar siswa.
Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Sebagaimana yang dijelaskan oleh slameto (Ridwan, 2008 dalam http://www.ridwan202.wordpress.com/2008/05/03.diakses 15 November 2009), bahwa: “keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia”. Hal ini juga didukung dengan keadaan ekonomi keluarga, jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi akibatnya kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak juga terganggu, kemudian membeli peralatan belajar juga akan sulit untuk mendapatkannya.
Menurut pengalaman dan pengmatan peneliti selama PPL di SMP Negeri 1 Darusslam dan wawancara dengan guru setempat, lingkungan sekolah SMP tersebut letaknya sangat dekat dengan jalan raya dan pasar menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar agak terganggu dan rata-rata peserta didik berasal dari keluarga menengah ke bawah dan anak yatim yang memiliki fasilitas terbatas dalam proses belajar dan minat belajar yang rendah terhadap matematika yang dilihat dari hasil pantauan peneliti pada saat PPL disana.
Bertolak pada permasalan di atas penulis ingin mengetahui tentang prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Darusslam. Dengan demikian penulis berkeinginan melakukan sesuatu penelitian dengan judul “Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Darussalam Tahun Pelajaran 2008/2009“.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Darussalam mampu mencapai nilai ≥ 60 dalam mata pelajaran matematika?
Bagaimana prestasi belajar siswa dalam bidang studi matematika pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Darussalam?
Tujuan Penelitian
Setiap penelitian selalu mempunyai tujuan dan hasil yang diharapkan dan hendak dicapai, begitu juga dengan penelitian ini mempunyai tujuan yakni untuk mengetahui tentang prestasi belajar matematika yang dicapai siswa kelas IX SMP Negeri 1 darussalam dalam bidang studi matematika.
Manfaat Penelitian
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas penelitian ini diharapkan dapat menjadi:
Bahan masukan dan informasi tambahan yang berguna bagi guru bidang studi matematika dan dalam usaha meningkat prestasi belajar siswa bidang studi matematika di SMP.
Bagi sekolah menengah atas hasil peenlitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran kepada sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pelajaran matematika sekolah.
Landasan Teoretis
5.1 Tujuan Pengajaran Matematika Di SMP
Pendidikan dan pengajaran ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.
Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan itu diterapkan sebagai peraturan atau undang-undang. Bagi indonesia telah diterapkan dasar, tujuan dan sistem pendidikan nasional secara umum yakni pendidikan nasional pancasila ”. Dalam UU sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (dalam http://www.one.indoskripsi.com/node/772.,diakses 15 November 2009), menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab, kemasyarakatan dan kebangsaan.
Hal ini juga tercantum didalam UU No 2 tahun 1989 tentang siswa pendidikan nasional , bab II pasal 4 dinyatakan:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sejalan dengan itu Morris Kline (1961) menyatakan bahwa ”jatuh bengunnya suatu negara dewasa ini tergantung dari kemajuan dibidang matematika” dan slamet imam santosa mengemukakan bahwa ”fungsi matematika dapat merupakan ketahanan indonesia dalam abad 20 di jalan raya, bangsa-bangsa.” selain itu Cockroft (1982:1-5) mengemukakan bahwa matematika digunakan dan perlu diajarkan kepada siswa karena:
Selalu segala segi kehidupan.
Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai,
Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas.
Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.
Menigkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan
Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang matang.
Jadi penggunaan matematika atau berhitung dalam kehidupan manusia sehari-hari telah menunjukkan hasil nyata seperti dasar bagi desain ilmu teknik misalnya perhitungan ilmu untuk pembangunan antariksa dan disamping dasar desain ilmu teknik metode matematis memberikan inspirasi kepada pemikiran dibidang sosial dan ekonomi dan dapat memberikan warna kepada kegiatan seni lukis, arsitektur dan musik.
Oleh karena itu sebagai langkah awal untuk mengarahkan pada tujuan yang diharapkan adalah mendorong atau memberi motivasi belajar matematika bagi masyarakat khususnya bagi anak-anak atau peserta didik.
Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP dan MTs mempunyai tujuan pengajaran tersendiri yang disebut tujuan kurikuler matematika yang selanjutnya dijabarkan lagi menjadi tujuan intruksional khusus. Untuk menjelaskan tujuan pengajaran matematika di SMP dan MTs, maka alangkah lebih baik jika terlebih dahulu kita harus memahami tujuan mempelajari matematika seperti dikemukakan oleh Nasution,(dalam http://www.google.co.id.,diakses 10 November /2009), yaitu sebagai berikut:
Matematika dapat digunakan untuk mengetahui gejala-gejala alam.
Dengan penggunaan metode matematika dapat diperhitungkan segala sesuatu dalam pengambilan keputusan.
Matematika penting sebagai sains untuk perkembangan budaya bangsa.
Matematika dapat digunakan dalam lapangan kerja.
Matematika dapat menyampaikan ide-ide secara benar, tepat dan jelas kepada orang lain.
Adapun tujuan umum pengajaran matematika di SMP dan MTs adalah seperti tercantum dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah tahun 2004 adalah sebagai berikut:
Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.
Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba – coba.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
Mengembangkan kemampuan meyampaikan informasi atau meng-komunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Sementara itu tujuan khusus pengajaran matematika di SMP dan MTs adalah: Agar siswa memiliki kemampuan yang dapat digunakan melalui kegiatan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah serta mempunyai keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai pandangan yang dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta menghargai kegiatan matematika. Tujuan pengajaran ini tidak lain adalah suatu perubahan yang dikehendaki pada diri siswa setelah menempuh pengalaman belajar atau proses belajar mengajar.
5.2 Belajar dan Prestasi Belajar, serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
5.2.1 Belajar
Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda tentang belajar antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.
Menurut Sardirman (1996:20) ada beberapa pengertian tentang belajar antaralain dapat diuraikan sebagai berikut:
Cronboch memberikan batasan: ”learning is change in perfomance as a result of experience.
Haroid spears memberikan batasan: “learning is to absorve, to read, to imitate, to try something them selves, to listen, to follow direction.”
Geoch, mengatakan: “learning is change in performance as a result of practice.”
Dari ketiga definisi, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru den lain sebagainya.
Selanjutnya Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Disamping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain baik yang dilihat dalam arti luas ataupun khusus dalam pengetian luas. Belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian sutuhnya.
Selanjutnya ada yang mendefinisikan: ”belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti berusaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, harga diri, melihat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.
5.2.2 Prestasi Belajar Prestasi merupakan hal yang sangat tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Seperti halnya Romiszowski, Jhon M.Keller (1983:391) memandang hasil belajar sebagai keluaran dari suatu sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa informasi. Keebrhasilan dari kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi belajarnya diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dan dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah nilai pelajaran tertentu.
Salah satu cara untuk mengetahui prestasi belajar seseorang siswa adalah dengan mengadakan evaluasi yaitu menilai hasil keterampilan, kecakapan membaca dan sebaginya penelitian bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Sedangkan dikatakan berhasil dalam belajar bukan berarti sekedar menyelesaikan sekolah dengan mendapatkan ijazah tetapi kelanjutan dalam menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sebagimana Mukhtar Djalal (dalam Rosna, 1987:78) mengatakan bahwa:
Seseorang anak kita anggap sudah cukup siap untuk dilepaskan dari satu jenis pendidikan yang dapat berarti bahwa ia telah cukup siap untuk mengikuti jenis pendidikan yang lebih tinggi atau ia telah cukup siap untuk dilepaskan kemasyarakat untuk drama baktinya. Apabila dalam perbandingan dengan teman-temannya atau dengan orang-orang lain yang telah memperoleh jenis pendidikan yang sama, ia tidak kelihatan keterbelakangan.
Jadi belajar yang sukses bukan hanya mampu memegang predikat lulus saja tetapi harus ada usaha untuk meningkatkan kualitas belajar dengan rajin, tekun dan berusaha mengembangkan diri sendiri serta mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dan dapat berdarma bakti kepada masyarakat.
5.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Keberhasilan seseorang anak untuk memperoleh prestasi yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini sesuai dengan penjelasan Dewan Ketut Sukardi (dalam Masdalena, 1993:30) yaitu:
Faktor internal ialah faktor yang menyangkut pribadi siswa termasuk fisik maupun mental psikofisisnya yang ikut menentukan berhasil tidaknya dalam belajar. Faktor eksternal ialah faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan, misalnya ruang belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran dan lingkungan sosial maupun lingkungan alamnya.
William Stren (1871-1938) mengemukakan tiap pribadi adalah hasil konvergensi faktor-faktor internal dan eksternal, misalnya adalah perkembangan pribadi sesungguhnya adalah hasil proses kerjasama kedua faktor internal (potensial hereditas) maupun faktor eksternal (lingkungan pendidikan).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa keberrhasilan seseorang anak memperoleh prestasi yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal Faktor yang timbul atau bersumber dari dalam diri seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar. Faktor ini dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu faktor fisiologis (jasmani) dan faktor Psikologis diantaranya: minat,motivasi konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman, dan ulangan. a) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (http://www.ridwan202.wordpress.com/2008/05/03. diakses 15 November 2009) minat adalah “ kecenderungan yang menetap dalam sabjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu”. selanjutnya Slameto (1995 : 57) mengemukakan bahwa minat adalah “ kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang “. Kemudian Sardiman (Ridwan, 2008 dalam http://www.ridwan202.wordpress.com/2008/05/03.diakses 15 November 2009) menge- mukakan minat adalah “ suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri “.
Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa minat belajar besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan di simpan karena minat menambah kegiatan belajar apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukansehingga apayang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
b) Motivasi
Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal yaitu mengetahui apa yang akan dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.
Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam dari seseorang yang ditandai dengan mnculnya “feeling“ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu memberi angka (dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya), hadiah, persaingan (persaingan individual maupun persaingan kelompok), Ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui.
c) Konsentrasi Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini didalam konsentrasi ini keterlibatan mantal secara detail sangat diperlakukan, sehingga tidak “perhatian“ sekedarnya.
d) Reaksi
Didalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai sesuatu wujud reaksi. Belajar harus aktif, dan tidak sekedar apa adanya., menyerah pada lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.
Dalam belajar juga membutuhkan rekasi yang melibatkan ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan dan kecermatan untuk menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana disampaikan oleh pengajarnya. Jadi kecepatan jiwa seseorang dalam memberikan respon pada suatu pelajaran merupakan faktor yang penting dalam belajar.
e) Organisasi
Belajar juga dikatakan sebagai kagiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suatu kesatuan pengertian. Untuk membantu siswa agar dapat mengorganisasikan fakta atau ide-ide dalam pikirannya, maka deperlukan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar.
f) Pemahaman
Pemahaman atau comprehennsion dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Juga perlu didingat bahwa comprehension/pemahaman, tidak sekedar tahu, tapi juga menghendaki agar subjek balajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami.
g) Ulangan
Lupa merupakan suatu yang tercela dalam belajar tetapi sudah biasa, lupa adalah sifat umum menusia. Setiap orang dapat lupa, lupa merupakan gejala yang harus diatasi. Sehubungan dengan kenyataan itu, maka untuk mengatasi kelupaan, diperlukan kegiatan “ulangan“. Mengulang-ngulang atau memeriksa dan mampelajari kembali suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari, maka kemampuan para siswa untuk mengingatnya akan semakin bertambah.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang timbul atau bersumber dari luar diri seseorang siswa yang ikut memberikan pengaruh terhadap kesuksesan seseorang dalam belajar. Pada umumnya faktor ini dibagi atas tiga bagian yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.
a) faktor lingkungan keluarga
Yang dimaksud lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Keluarga merupakan sumber benyak membicarakan dasar-dasar ajaran bagi seseorang dan merupakan faktor-faktor yang penting dalam membina mental seseorang.
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh slameto (Ridwan, 2008 dalam http://www.ridwan202.wordpress.com/2008/05/03.diakses 15 November 2009) bahwa: “keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negaradan dunia”.
Keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan usaha memberikan dorongan belajar pada siswa, sehingga tercapai prestasi yang baik sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak untuk selanjutnya. Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap belajar siswaadalah cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tagga dan keadaan ekonomi keluarga.
Cara orang tua mendidik anaknya juga besar pengaruh terhadap belajar anak hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan diatas dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga didalam pendidikan anaknya. Dan kemudian keadaan ekonomi keluarga juga sangat mendukung peserta didik dalam memenuhi peralatan belajarnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dan dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.
b) Faktor lingkungan sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara potensial mamiliki peranan paling strategis bagi pembinaan generasi muda untuk dapat berprestasi dalam proses pembangunan negara yang sedang berkembang. Everett Reimer mendefinisikan bahwa “sekolah sebagai lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang kelas yang dipimpin oleh guru-guru mempelajari kurikulum yang bertingkat”.
Jhon Locke (1632-1704) mengajarkan bahwa perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama pendidikan. Keadaan sekolah seperti cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajarandan kurikulum juga akan mempengaruhi hasil-hasil belajar.
Dari penjelasan diatas dapat sisimpulkan bahwa keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah, keadaan ruang, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tatatertib sekolah dan sebagainya, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan anak.
c) Faktor Lingkungan Masyarakat
Selain dari faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, prestasi belajar siswa dalam pengajaran matematika biasa juga dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat.
Dilingkungan sekolah secara formal yakni sengaja, perencanaan yang matang dan terikat dengan peraturan tertentu, maka dilingkungan masyarakat secara nonformal, yakni dilaksanakan dengan sengaja akan tidak bagitu terikat dengan peraturan dan syarat tertentu.
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa.pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media (seperti bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik dan lain-lain), teman bergaul (seperti bergadang keluyuran, pecandu rokok dan lain-lain), bentuk kehidupan masyarakat.
Slameto (2003:70-71) menjelaskan bahwa: ada empat faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses belajar siswa yaitu:
Kegiatan siswa dalam masyarakat, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
Mass Media adalah bioskop, radio, TV, majalah, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain.
Teman bergaul yang tidak baik misalnya yang suka begadang, keluyuran, pecandu roko, minum-minum, dan lain-lain, pastilah akan menyeret siswa ke ambang bahaya dan belajarnya jadi berantakan.
Bentuk kehidupan masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar penjudi, suka mencuridan mempunyai kebiasaan yang berada disitu.
Jadi, pengaruh masyarakat terhadap perkembangan anak sangat besar sekali sehingga sering kali anak mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif akibat dari pengaruh lingkungan masyarakat tersebut.
6) Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan di SMP Negeri 1 Darussalam Lambaro Angan, sesuai dangan tempat peneliti melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) yang terletak di Lambaro Angan Aceh Besar. Peneliti memilih SMP Negeri 1 Darussalam sebagai tempat penelitian karena dapat mengadakan pengamatan terhadap keadaan sekolah yang dapat mempermudah proses penelitian yang akan dilakukan.
7) Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi tempat penelitian ini yaitu di SMP Negeri 1 Darussalam tahun ajaran 2008/2009. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas IX, sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas III1 semester 1 SMP Negeri 1 Darussalam tahun ajaran 2008/2009.
8) Metode Pengumpulan Data
Menurut mulyasa (2004:99), “seorang pendidik dipandang tuntas jika mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi, atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran, sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai 85% sekurang-kurangnya 65% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut”. Namun peneliti mengambil standar kopetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal dari seluruh tujuan pembelajaran ketuntasan 60% yang disesuaikan dengan kemampuan siswa di SMP Negeri 1 Darussalam. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis akan mengumpulkannya dengan cara mengambil hasil tes ujian data mentah akhir semester ganjil siswa kelas IX SMP Negeri 1 Darussalam Banda Aceh yang telah diberikan oleh guru matematika di sekolah tersebut.
9) Metode Pengolahan Data
Untuk pengolahan data pada penelitian ini, penulis menggunakan statistik, dengan mengambil uji-t sebagai alat pengujian terhadap hipotesis. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2005 :70) sebagai berikut:
Dimana:Skor rata-rata
fi = Freki kelas interval data
xi = Nilai tengah kelas interval
Menurut Sudjana (2005:95), standar deviasi diukur dengan rumus:
Dimana: S = Standar deviasi
n = Banyak sampel
Untuk menguji normalitas sebaran data, digunakan statistik chi-kuadrat seperti yang dikemukakan Sudjana (2005:273) yaitu:
Dimana: X2 = Statistik chi-kuadrat
Oi = Frekwuensi pengamatan
Ei = Frekwuensi yang diharapkan
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian digunakan uji-t menurut sudjana (2005:227) yaitu:
Dimana: s = Standar deviasi
Skor rata – rata
μo = Nilai standar yang diketahui
n = Banyak siswa
Dengan memilih taraf signifikan α = 0,05. Hipotesis statistik akan diuji dengan menggunakan uji pihak kiri yaitu:
Ho : μ = μo
Ha : μ < μo
Dan sebagai:
Ho= Prestasi belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Darussalam sudah mencapai tahap berhasil.
Ha= Prestasi belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1Darussalam belum mencapai tahap berhasil.
Kriteria pengujian hipotesis adalah terima Ho dan tolak Ha jika thitung > ttabel, sebaliknya tolak Ho dan terima Ha jika thitung < ttabel.
10) Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan selesai dalam waktu lima bulan dengan perincian sebagai berikut:
Observasi lapangan dan penyiapan instrument : 1 bulan
Kegiatan penelitian : 1 bulan
Tahap pengolahan data : 1 bulan
Tahap penulisan laporan penelitian : 1 bulan
Proses bimbingan : 1 bulan
Catatan: jadwal penelitian ini sewaktu-waktu dapat berubah dengan kondisi lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta; PT
Rineka Cipta.
Adillah. 2009, Pembelajran Matematika Berorientasi Pakem Pada Materi Segitiga Di Kelas VII SMP Negeri 1Darussalam Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi: Uninersitas Syiahkuala.
Alisuf, H.M. 1999, Ilmu Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman ilmuJaya.
Madonat. 2008. Pengaruh Motivasi dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belaja Akutansi pada Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 1 Kara, (online),
(http://www.one.indoskripsi.com/node/772.,diakses 15November 2009).
Masdalena. 2006, Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri Banda Aceh Tahun Ajaran 2005/2006 Skripsi: Universitas Syiah Kuala.
Mulyasa, E. 2004. KBK konsep, Karekteristik,dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, A.H. 2009, Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Matematika di SMP dan MTS, (online), (http://www.muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/.,diakses 10 November 2009).
Purwanto, M.N. 2004, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ridwan. 2008. Ketercapaiaan Prestasi Belajar, (online), (http://www.ridwan202.wordpress.com/2008/05/03.,diakses 15 November 2009).
Rosna. 2005. Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SMP 19 Percontohan Banda Aceh Tahum Pelajaran 2005/2006. Skripsi: Universitas Syiah Kuala.
Sardiman, 1996, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafinda Persada.
Simanjuntak, Lisnawaty. 1993, metode Mengajar Matematika 1. Jakarta; Rineka Cipta.
Slameto. 2003, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2005, Metode Statistika. Bandung: Persito.
Sumarni. 1993, Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari SMP Kotamadya dan Luar Kotamadya dalam Bidang Studi Matematika di STM Negeri Banda Aceh. Skripsi: Universitas Syiah Kuala.
Universitas Syiah Kuala. 2007, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Syiahkuala.
