Ciri-ciri Karya Sastra Periode/Angkatan Balai Pustaka
- Gaya bahasanya mempergunakan perumpamaan klise, pepatah, dan peribahasa.
Contoh:
Bukankah telah kukatakan dalam pepatah: Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih? Bukankah setahun telah engkau ketahui untungku, karena engkau telah mendapat mimpi tentang nasibku itu?
Dikutip dari: Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai, Merah Rusli, Balai Pustaka,.Jakarta, 1988
Dalam kutipan di atas tampak bahwa novel Sitti Nurbaya menggunakan gaya bahasa yang mengandung pepatah.
- Alur yang digunakan sebagian besar alur lurus. Namun, ada juga yang mempergunakan alur sorot balik
Contoh, dapat kalian baca pada novel misalnya Azab dan Sengsara dan Di Bawah Lindungan Ka bah.
- Teknik penokohan dan perwatakannya menggunakan analisis langsung.
Jika dipandang dari jauh, tentulah akan disangka; anak muda ini seorang anak Belanda, yang hendak pulang dari sekolah. Tetapi jika dilihat dari dekat, n yatalah ia bukan bangsa Eropa; karena kulitnya kuning sebagai kulit langsat, rambut dan matanya hitam sebagai dawat. Di bawah dahinya yang lebar dan tinggi, nyata kelihatan alis matanya yang tebal dan hitam pula. Hidungnya mancung dan mulutnya halus. Badannya sedang, tak gemuk dan tak kurus, tetapi tegap. Pada wajah mukanya yang jernih dan tenang, berbayang, bahwa ia seorang yang lurus, tetapi keras hati; taj nydag dubantag, barabg sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan rumah sekolahnya, nyata ia anak seorang yang mampu dan tertib sopannya menyatakan ia anak seorang yang berbangsa tinggi.
Dikutip dari: Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai, Merah Rusli, Balai Pustaka, Jakarta, 1988