Pengertian Pantun Menurut Fang (1993:195) Dalam Budaya Nusantara

Menurut Fang (1993:195), pantun pada mulanya adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Sampai sekarang pun, katanya, pantun masih dinyanyikan. Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dalam Pelayaran ke Kelantan mencatat cara-cara pantun dinyanyikan, misalnya lagu dua,lagu ketara,ketapang, atau dendang sayang.

Kata pantun berasal dari akar kata tun,yang terdapat dalam  berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam  bahasa Pampanga, tuntunyang berarti teratur; dalam bahasa Tagalog (Filipina) ada kata tonton yang berarti bercakap menurut aturan tertentu; dalam bahasa Jawa Kuno  dikenal kata tuntun  yang berarti  benangatau atuntun yang berarti teratur dan matuntun yang berarti memimpin; dalam bahasa BatakToba ditemukan juga kata pantun yang berarti kesopanan, kehormatan.

Dalam budaya Nusantara pantun dikenal sebagai salah satu puisi lisan asli yang hidup di Malaysia, Indonesia, Brunei Darussalam, Thailand Selatan/Melayu Pattani, dan  Filipina Selatan/Melayu  Mindano-Sulu-Palawan.  Di  Indonesia,  pantun  tidak  hanya  dikenal  dalam masyarakat  beretnis Melayu,  tetapi  juga dikenal  luas dan  digemari, antara  lain  oleh  etnisAceh, Jawa, Batak, Banjar, Sunda, Kaili, Bima, Toraja, dan Bugis.

Menurut Rangkoto (1982), pantun dapat dianggap sebagai puisi  rakyat atau  puisi tradisional  Nusantara karena sangatdigemari masyarakat Nusantara. Bahkan, menurut Hussain (dalam Rangkoto, 1982), pantun mendapat tempat yang istimewa, karena bukan saja digunakan di kalangan anak-anak muda,tetapi  juga  dalam  upacara-upacara  adat,  seperti  dalam  pidato mengubah  adat,  memilih penghulu,  upacara  perkawinan,  mempersilakan  makan,  makan  sirih,  melepas  mayat,  dan melepaskan keluarga menunaikan ibadah haji (Bandingkan dengan Alisyahbana, 1996).

Orang Aceh dikenal sebagai salah satu etnis yang sangat  menggemari bahasa bersajakatau berirama, yang salah satu jenisnya adalah pantun. Pantun (pantôn) merupakan puisi yangpaling kaya dan paling sering digunakan dalam berbagai sisi kehidupan mereka. Karena itu, pantun  menjadi  hiasan  dalam  berbagai  komunikasi,  baik  komunikasi  formal  maupunkomunikasi  nonformal.
Pengertian Pantun Menurut Fang (1993:195) Dalam Budaya Nusantara
Ilmuwan  Belanda yang  melakukan penelitian  di Aceh pada  tahun1890-an,  Hurgronje  (1985:81)  menyatakan  bahwa  “pantun  digunakan  dalam  berkasih-kasihan, dalam dialog tradisional pada upacara-upacara suci,  dalam permainan seudati, danlagu ninabobo. Pantun juga dimanfaatkan pada acara-acara tari seperti yang diselenggarakandi Pidie oleh para wanita dan anak-anak untuk mengiringi musik.