Perubahan Sosial Yang Cepat & Lambat Serta Contohnya
Perubahan Sosial Yang Berlangsung Lambat
Perubahan sosial budaya secara lambat sering disebut dengan istilah perubahan sosial budaa secara evolusi. Ciri perubahan evolusi tersebutantara lain perubahan itu seolah-olah tidak terjadi, berlangsung secara lambat, dan umumnya tidak menimbulkan perpecahan (disintegrasi) dalam kehidupan masyarakat. Contohnya, perubahan sosial budaya pada masyarakat tradisional atau masyarakat primitif.
Pada perubahan sosial budaya secara evolusi atau lambat, perubahan tersebut memerlukan waktu yang lama, dan terdapat suatu rentetan perubahan- perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada perubahan evolusi terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu rencana ataupun suatu kehendak tertentu.
Perubahan-perubahan itu terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
Contohnya: manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, semula dari bentuk sederhana kemudian beranjak pada bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna.
Perubahan sosial budaya yang berlangsung secara cepat sering juga disebut dengan istilah perubahan secara revolusi. yaitu terjadi secara cepat, menyangkut hal-hal yang mendasar, dan sering menimbulkan disintegrasi (perpecahan) dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu masyarakat.
Contoh: pemberontakan para petani di Banten pada tahun 1888 yang didahului dengan kekerasan sebelum menjadi revolusi yang mengubah sendi-sendi kehidupan mayarakat perubahan karena revolusi politik seperti revolusi Perancis, revolusi industri di inggris, dan revolusi kemerdekaan Repuka Indonesia juga mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat pada saat itu, dan proses industrialisasi di negara-negara maju/ modern.
Suatu perubahan revolusi akan terjadi apabila ada faktor-faktor pendukung berikut ini.
Perubahan Sosial Yang Berlangsung Lambat
Perubahan sosial budaya secara lambat sering disebut dengan istilah perubahan sosial budaa secara evolusi. Ciri perubahan evolusi tersebutantara lain perubahan itu seolah-olah tidak terjadi, berlangsung secara lambat, dan umumnya tidak menimbulkan perpecahan (disintegrasi) dalam kehidupan masyarakat. Contohnya, perubahan sosial budaya pada masyarakat tradisional atau masyarakat primitif.
Pada perubahan sosial budaya secara evolusi atau lambat, perubahan tersebut memerlukan waktu yang lama, dan terdapat suatu rentetan perubahan- perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada perubahan evolusi terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu rencana ataupun suatu kehendak tertentu.
Perubahan-perubahan itu terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
Contohnya: manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, semula dari bentuk sederhana kemudian beranjak pada bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna.
Perubahan Sosial Yang Berlangsung Cepat
Perubahan sosial budaya yang berlangsung secara cepat sering juga disebut dengan istilah perubahan secara revolusi. yaitu terjadi secara cepat, menyangkut hal-hal yang mendasar, dan sering menimbulkan disintegrasi (perpecahan) dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu masyarakat.
Contoh: pemberontakan para petani di Banten pada tahun 1888 yang didahului dengan kekerasan sebelum menjadi revolusi yang mengubah sendi-sendi kehidupan mayarakat perubahan karena revolusi politik seperti revolusi Perancis, revolusi industri di inggris, dan revolusi kemerdekaan Repuka Indonesia juga mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat pada saat itu, dan proses industrialisasi di negara-negara maju/ modern.
 |
| Ciri Perubahan Sosial Budaya Yang Berlangsung Lambat & Cepat |
- Adanya keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
- Adanya seorang pemimpin atau kelompok yang mampu memimpinnya.
- Pemimpin tersebut mampu menampung aspirasi masyarakat dan mampu merumuskan program- program atau arah gerakan.
- Pemimpin tersebut mampu mewujudkan tujuan masyarakatnya secara jelas.
- Harus ada momentum untuk bergerak atau saat yang WP“
