7 Landasan Normatif Akhlak Yang Menjadi Tolok Ukur Manusia

Tags

7 Landasan Normatif Akhlak Yang Menjadi Tolok Ukur Manusia


Beberapa hal yang sangat menarik dan penting untuk ditelaah adalah analisis terhadap landasan-landasan normatif yang menjadi pijakan manusia bertingkah laku. Akhlak manusia dibentuk oleh beberapa landasan normatif, yaitu sebagai berikut.

  1. Landasan tradisional normatif, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang sudah berlaku secara turun-temurun dalam kehidupan masyarakat. 
  2. Landasan yuridis, yaitu landasan yang berasal dari peraturan dan hukum yang berlaku dalam kehidupan bemegara. 
  3. Landasan agamis, yaitu titik tolak akhlak yang berasal dari ajaran agama. 
  4. Landasan filosofis, yaitu akhlak manusia yang dibentuk oleh pandangan-pandangan filsafat etika dengan aliran yang beragam coraknya. 
  5. Landasan ideologis, yaitu akhlak yang dibentuk oleh cita-cita yang menyatukan prinsip kehidupan individu maupun kelompok dan masyarakat dalam arti yang sangat luas. 
  6. Landasan ilmiah, yaitu perilaku yang dibentuk oleh hasil penelitian empirik, sistematis, dan objektif dengan uji validitas yang sudah dinyatakan valid keterujiannya. 
  7. Landasan teologis, yaitu akhlak yang dibentuk oleh pandangan tentang adanya tuntunan yang berasal dari Tuhan, baik sebagai ajaran agama maupun pemahaman filosofis. 
Itulah landasan-landasan yang menjadi tolok ukur manusia dalam berakhlak. Dengan demikian, ilmu ahlak merupakan ilmu yang sangat penting untuk terus dikembangkan, dan bila perlu, dikembangkan melalui berbagai penelitian sosial karena akhlak akan selalu dinamis dan progresif. Terlebih lagi, apabila alchlak manusia dilihat dalam perspektif kebudayaan manusia di dunia yang bentuknya beragam, sehingga kemungkinan akan dapat ditemukan berbagai indikator yang sangat penting sebagai bahan penelitian bahwa Akhlak masyarakat terbentuk karena adanya perbedaan ras, etnis, geografis, dan paham-paham filosofis-ideologis.
7 Landasan Normatif Akhlak Manusia
Di samping itu, akan sangat menarik ketika membandingkan perilaku antamianusia yang memiliki mata pencaharian, lingicungan tempat tinggal yang berbeda, atau mungkin makanan yang dikonsumsinya, apakah ada perbedaan akhlak orang yang kaya dengan yang miskin? Lebih jauhnya, kita semua perlu membaca buku ini sebagai awal perenungan alelak manusia.