Ciri-Ciri Dzahir dan Bathin Beserta Artinya
Dalam tasawuf terdiri dari beberapa amalan atau perilaku yang dilakukan untuk mencapai kedekatan serta penglihatan bathin kepada Allah, yang mana dalam kajian tasawuf kedekatan tersebut dinamakan ma’rifatullah. Perjalannan mendekatkan diri kepada Allah tersebut diantara salah satunya adalah melalui dzikir, baik itu yang dilakukan secara perorangan ataupun berjamaah yang biasanya disebut dengan tarekat.
Dimana setiap tarekat tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda di setiap masing-masing kelompok. Dalam tasawuf atau tarekat atau yang disebut dengan sufi yaitu orang yang melakukan tasawuf tersebut memiliki beberapa ciri, Seperti ciri-ciri dhahir maupun bathin. Diantaranya adalah:
Ciri Dhahir
- Cara berpakaian yang tergolong sederhana, sebagaimana sufi klasik pada zaman dahulu yaitu memakai pakaian yang kasar yang terbuat dari kain wol.
- Meninggalkan harta kekayaan duniawi.
- Pendekatan praktis (lahir) dan visioner (batin) terhadap kesatuan wujud.
- Seruan untuk menyembah Tuhan.
- Keterlibatan dalam sebuah pekerjaan, menghindati kemalasan dan pengangguran.
- Pelayanan kepada sesama dan mencintai umat manusia.
- Tidak melawan perlakuakn buruk.
- Kesopanan spiritual.
- Toleransi Agama.
- Kebebasan, kedermawanan dan pelepasan diri dari dunia.
- Sikap baik kepada binatang.
- Aksentuasi dimensi dalam dari sayriat atas dimensi luar
![]() |
Ciri-Ciri Dzahir dan Bathin Beserta Artinya |
Ciri Bathin
- Cinta kepada Allah, merupakan salah satu simbol yang disukai para kaum sufi untuk menyatakan kedekatannya dengan Tuhan, dan cinta Tuhan adalah bahwa mereka menjadi fokus pada satu arah yaitu hanya memusatkan konsentrasi dirinya hanya kepada Tuhan semata.
- Zuhud, yang dimaksud zuhud dalam kalangan sufi bukan berarti penolakan secara mutlak terhadap dunia, akan tetapi yang dimaksud adalah melepaskan diri atau mengosongkan hati dari pengaruh dunia yang dapat membuat orang lupa kepada Tuhannya.
- Menambah latihan bathin (dzikir), yang merupakan sebuah jalan sejati tasawuf, yang mana di dalamnya orang berbeda-beda dalam derajatnya, yang telah diperintahkan dalam Al-Qur’an, dzikir telah diajarkan kepada para sahabat dalam bentuk khusus yang kemudian menjadi inti disiplin tasawuf.