Mohammed Arkoun Salah Satu dari Sedikit Intelektual Muslim
Mohammed Arkoun adalah salah satu dari sedikit intelektual muslim yang telah mengajukan tentang hermeneutika Al-Qur'an dalam terma-terma kontemporer modern. Arkoun yang lama belajar di Eropa (Prancis), memiliki kemampuan mengolah data dan subjek pembahasan super canggih, terkait dengan kajian keislaman lintas batas. Dimulai dari pemaparannya seputar ilmu-ilmu tradisional Islam, hingga merambah pada kajian Islam kontemporer. Salah satu kemudahan yang ia dapatkan untuk itu, mungkin diperole hnya karena latar belakang concern pemikirannya yang berkisar pada soal sejarah Islam khususnya.
Sebagaimana banyak intelektual, baik Muslim dan nonmuslim yang belajar di Prancis, Arkoun memiliki kecenderungan berpikir yang terbilang rumit. Perpaduan dari berbagai jenis perkembangan wacana ilmu yang digandrungi di sana, seperti Derrida (Dekonstruksi-grammatologi), Lacan (psikologi), Barthes (semiologi), Foucault (epistemologi), Post-strukturalisme ala Saussure (linguistik), Levi Strauss (antropologi), Politik (Voltaire), Eksistensialisme (Nietzche dan Sartre), Rasionalisme (Descartes), juga ilmu -ilmu arkeologi-sosial-sejarah Mazhab Analle, Prancis. Arkoun tidak sendirian dalam hal ini. Salah seorangnya ada juga ideolog Mesir kenamaan, Hassan Hanafi, yang menggoncang gairah pemikiran Islam dengan teori Islam Kirinya. Arkoun banyak meminjam konsep-konsep kaum post-strukturalisme untuk kemudian diterapkannya ke dalam wilayah kajian Islam.
Konsep-konsep seperti korpus, episteme, wacana, dekontruksi, mitos, logosentrisme, yang tak terpikir dan dipikirkan, parole, aktant dan lain-lain, adalah bukti bahwa Arkoun memang dimatangkan dalam kancah pergulatannya dengan poststrukturalisme. Pemikiran Arkoun nampak begitu luas objeknya. Namun yang paling mudah diidentifikasi, adalah pembahasannya yang berkaitan dengan al-Qur’an. Hal ini lebih didasari oleh upaya yang hendak dikembangkannya, yaitu membangun spirit Masyarakat Islam Kontemporer menuju dialog antar-agama. Tapi satu subjek kajian ini pun tak mudah juga untuk dit elusuri jejaknya. Mengingat terbiasanya Arkoun melakukan pembahasan dengan ciri ensiklopedik.
Mohammed Arkoun Salah Satu dari Sedikit Intelektual Muslim |