Serjarah Perkembangan Tasawuf Pada Abad Keempat ( 4 ) Hijriyah
Pada abad ini, kemajuan Ilmu Tasawuf lebih pesat dibandingkan dengan kemajuannya di abad ketiga hijriyah, karena usaha maksimal para Ulama Tasawuf untuk mengembangkan ajaran Tasawufnya masing-masing, sehingga kota Bagdad yang hanya satu-satunya kota yang terkenal sebagai pusat kegiatan tasawuf yang paling besar lainnya. Upaya untuk mengembangkan ajaran Tasawuf di luar kota Bagdad, diperoleh oleh beberapa Ulama Tasawuf yang terkenal kealimanya; antara lain :- Musa Al-Anshaary; mengajarkan Ilmu Tasawuf Khurasan (Persia atau Iran), dan wafat di sana Tahun 320 H.
- Abu Hamid bin Muhammad Ar-Rubaazy; mengajarkan di salah satu kota di Mesir, dan wafat di sana tahun 322 H.
- Abu Zaid Al-Adamy; mengajarkannya di semenanjung Arabiyah, dan wafat di sana tahun 341 H.
- Abu Ali Muhammad bin Abdiul Wahhab As-Saqafy; mengajarkan di naisabur dan kota Syaraz, hingga ia wafat tahun 328 H.
Perkembangan Tasawuf di berbagai negeri dan kota, tidak menguraikan perkembangan Tasawuf di kota Baghdad. bahkan penulis kitab-kitab Tasawuf di sana sudah mulai bermunculan; misalnya kitab "Qutulul Quluub Fi-Mu'amalatil Mahbuub", yang dikarang oleh Abu Thaalib Al-Makky; meninggal di Baghdad tahun 386 H. dalam pengajaran Ilmu Tasawuf di berbagai negeri dan kota, para Ulama tersebut di atas menggunakan sistim Terakat, sebagaimana yang dirintis oleh Ulama Tasawuf pendahuluannya. sistim tersebut, berupa pengajaran dari seorang guru terhadap murid-murid yang bersifat teoritis serta bimbingan langsung mengenai cara pelaksanaanya, yang disebut "suluk" dalam ajaran Tasawuf.
Ciri-ciri yang terdapat di abad ini, semakin kuatnya unsur Filsafat yang mempengaruhi corak Tasawuf, dikarenakan sudah banyaknya buku Filsafat yang tersebar di kalangan umat Islam dari hasil terjemahan orang-orang Muslim sejak permulaan Daulah Abbasyiah. dan pada abad ini pula dijelaskannya perbedaan Ilmu Zhahir dan Ilmu Bathin, yang dapat dibagi oleh Ahli Tasawuf menjadi empat macam; Yaitu :
- Ilmu Syari'ah;
- Ilmu Thariqah;
- Ilmu Haqiqah;
- Ilmu Ma'rifah.
Seseorang telah menjalani thariqah, yang seimbang dengan syari'ah lahir dan bathin untuk menuju kepada tujuan tertentu dalam Tasawuf. InsaAllah tercapailah kondisi mental yang menciptakan istilah "Insan Kaamil" (manusia sempurna), yang selalu dekat dengan Tuhannya yang disebut "Waliullah", yaitu orang yang selalu mendapatkan limpahan karnuia ILLAhi, sehingga sanggub melakukan perbuatan yang luarbiasa, yang dinamakan keramat (Al-Karaamah).