Pengertian Rima Puisi Beserta Jenis dan Contoh Rima

Pengertian Rima Puisi Beserta Jenis dan Contoh Rima

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi yang membentuk musikalitas atau orkestrasi. Rima akan memperindah puisi jika dibacakan. rima pun mampu menjadi daya dukung perasaan dan suasana puisi.

Menurut Marjorie Boulton (dalam Waluyo, 1995: 90), rima adalah bentuk bunyi bahasa yang di dalamnya terdapat tiruan bunyi (onomatope), intonasi, repetisi (pengulangan) bunyi, dan persamaan bunyi, pengertian rima pun lebih luas karena menyangkut perpaduan bunyi konsonan dan vokal untuk membangun orkestrasi atau musikalitas puisi.
Puisi-puisi yang termasuk karya sastra lama sangat terikat oleh rima akhir dan jumlah kata dalam tiap lirik. Misalnya, pada pantun, syair dan gurindam. Rima mampu memberikan efek intelektual dan efek magis.
Menurut tempatnya, rima dapat dibedakan menjadi rima awan dan rima akhir adapun menurut suasanya,
Kita mengenal jenis-jenis rima berikut:

a. Rima Berangkai

Rima berangkai disimbolkan dengan rumus berpola aa, bb, cc, dd.
Contohnya:
Berpandang katifah hijau  (a)
Berlembah, berkesan danau (a)
....
        Tanah Air Karya Rustam Effendi

b. Rima Berselang

Rima berselang dapat digambarkan dengan rumus pola rima abad, cdcd.
Contoh:
Bukan beta bijak berpeti,              (a)
Pandai menggubah madahan syair, (b)
Bukan beta budak Negeri,             (a)
Musti menurut undang mair            (b)
karya Rustam Effendi

c. Rima Berpeluk

Rima berpeluk dapat digambarkan denga mus pola rima abda, cddc.
Ritma atau irama puisi sangar berhubungan dengan rima, bunyi, frasa, dan kalimat. Rima adalah pengulangan bunyi yang berulang-ulang dan tersusun rapi. dalam ritma muncul pertentangan bunyi tinggi-rendah, panjang pendek, keras lemah, yang mengalir secara teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan. seperti halnya rima. keindahan ritma akan dapat dinikmati jika puisi tersebut dibacakan dengan pembacaan yang terpa.

Untuk membantu pembaca menemukan ritma yang tepat, kita dapat menggunakan tanda bantu berikut:

  • - untuk tanda keras
  • U untuk tanda lembut
  •   Untuk tanda intonasi turun
  •   Untuk tanda intonasi naik
  •   Untuk tanda jeda

Tanda tanda tersebut dapat kamu bubuhkan pada larik-larik puisi yang akan dibacakan.
Dengan memahami tanda-tanda tersebut, kita akan dapat membacakan atau mendeklamasikan puisi dengan baik. selain itu, tentunya kamu pun harus menghayati terlebih dahulu isi puisinya.