Sejarah Perkembangan Tasawuf Pada Abad Keenam Hijriyah

Sejarah Perkembangan Tasawuf Pada Abad Keenam Hijriyah
Beberapa Ulama Tasawuf yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Tasawuf abad ini; antara lain :
  • Syihabuddin Abud Futuu As-Suhrawardy; wafat tahun 587 H/1191 M.ia mula mula belajar filsafat dan ushul fiqih pada Asy-Syekh Al-Imam Majduddin Al-Jiily di Aleppo. bahkan sebagian besar Ulama dari berbagai disiplin ilmu agama dinegeri itu, telah dikunjunginya untuk menimba ilmu dari pengatahuan dari mereka. setiap ia mulai belajar pada seorang guru, selalu mengemukakan usul agar setiap guru selalu memberi kebebasan kepada muridnya, supaya ia bisa belajar dimana saja, sekalipun ilmu yang dipelajarinya ditempat lain bertentangan dengan pendirian gurunya.
Dari ajaran Tasawuf nya, ia berpendirian bahwa Allah adalah Nur (Cahaya) dari segala Nur. maka dari dialah keluar Nur-nur yang lain, baik alam fisik maupun alam rohani. ia menamai Allah dengan istilah "Nuurul Anwar" (Cahaya dari segala cahaya), menamai jasad (Al-Jism) dengan istilah "Jauharatul Muzhalim" (benda yang gelap) menemani roh (jiwa) dengan istilah "Anwaarul Mujarradah" (cahaya yang semata-mata) dan alam barzah dinamainya dengan istilah "Alamul Ajsaan" serta pencipta ilmu pengatahuan dinamainya dengan istilah "Ahlul Hikmah". maka ia mengklasifikasan pencipta ilmu pengatahuan itu menjadi tiga macam, yaitu : 
  • a. Pengatahuan hikmah dengan menggunakan akal semata-mata; yang dinamainya filosof;
  • b. Penganut hikmah ia bertujuan untuk mencari kebenaran tuhan yang dinamainya Shufi;
  • c. Penganut hikmah ia menggunakan akal dan mementingkan rasa untuk mendapatkan Tuhannya yang dinamainya Filosof ketuhanan. dan inilah yang dianggapnya sebagai nilai yang paling tinggi.

Ia pula mengatakan, bahwa segala ma'rifat adalah ilham. sedangkan untuk mencapainya, maka manusia perlu memperkuat perasaan batinnya, dengan cara mempersedikit makan dan memperbanyak bangun malam. dan harus pula mempererat hubungan dengan alam malaikat, yang dilanjutkan dengan memperkuat hubungan dengan yang maha pencipta (Nurrul Anwaar).

Al-Ghazaly (Wafat tahun 545 H/ 1151 M). ia merupakan pelanjut ajaran Tasawuf dari abu said Al-Khurasaany yang dikenal sebagai shufi aktif mengajarkan ilmu Tasawuf diabat kelima hijriyah. sedangkan Abu Said fadhal, yang dikenal sebagai penganut ajaran wihdam wujud (penyatuan wujud hamba dengna wujud Tuhan).

Al-Ghazaly mengamalkan ajaran Tasawufnya dengan melakukan dzikir, yang diikuti oleh murid-muridnya yang duduk melingkarinya, dengan cara menggoyang-goyangkan dirinya, bahkan ada yang memakai cara menari-nari. karena itu ada yang berpendapat bahwa dialah yang pertama tama melakukan dzikir dengan cara mengoyangkan goyangkan dirinya. sehinga cara beliau, yang akhirnya tersebar luas dimana-mana.

Pelembangaan pendidikan islam yang mengajarkan Tasawuf dan mengamalkannya ditempat itu, lazim terus disebut tarekat, yang biasanya diberi nama dengan menisbatkan kepada syehnya(gurunya)
Misalnya antar lain :
  • 1. Tarekat Qadiriyah; yang dinisbatkan kepada pendiriannya (gurunya) yang bernama Abdul Qadir Jailaany yang dilahirkan tahun 470 H. dan wafat tahun 561 H.
  • 2. Tarekat Rifa'iyyah; dinisbatkan kepada pendirinya (gurunya) yang benama Abdul Hasan Arifaa'iy yang wafat tahun 570 H. 
Kalau pada abad kelima hijriyah, imam Al-Ghazaly telah mengembalikan citra ahli Tashawuf dikalangan umat islam, dengan mempertemukan ilmu Zhaahir ( Ilmu Syari'at) memurnikannya dari unsur-unsur filsafat yang dinilainya membingunkan orang-orang islam, sehingga dapat dikatakan bahwa hanya ahli fisafat saja yang menjadi lawan polemik Ulama Syari'at dan ulama Thasawuf.