Perkembangan Tasawuf dan Tarekat Pada Abad Ketujuh Hijriyah dan Sesudahnya.
Umar Ibnu Faridh; lahir di Homat (Siria) tahun 576 H/1181 M dan wafat di mesir tahun 632 H/1233 M. ia adalah pelanjut dari ajaran wihdatul wuujud, yang telah diajarkan oleh Muhyiddin Ibnu Arabi pada abad yang lampau, Dalam kitab yang dikarangnya, yang terdiri dari gubahan-gubuhan syair yang berjudul "Ath-Thaaiyatul Kubra", terdapat kesamaan tekanan uraiannya dengan kitab karangan Ibnu "Arabi yang berjudul "Al-Futuuhatul Makkiyah dan "Fushuulul Hikam". dalam kitabnya yang berjudul Ath-Thaaiyatul Kubraa, ia menguraikan bahwa cintalah yang jiwanya, sehingga ia selalu ingin ittikad (bersatu) dengan Tuhan-nya untuk mencapai tujuan dalam Tasawuf.
Ibnu Sabi'iin; lahir di Mercial (Spanyol) tahun 613 H/1215 dan wafat di Mekkah tahun 667 H/1215 M. beliau dikenal sebagai Ulama Fiqh, tetapi kemudian ia mengaliihkan perhatianya untuk memperdalam Ilmu Tasawuf, sampai ia berhasil menduduki posisi Iman (Syekh Tasawuf), sampai ia berhasil menduduki posisi Iman (Syekh Tasawuf) di masa itu. ia sering mengularkan pemikiran yang terlalu bebas dan dianggapnya ganjil oleh Ulama Syari'at.
Pemikiran yang telah dikemukannya, antara lain :
Disamping terdapatnya ajaran Tasawuf yang menyimpang dari kemurniannya, terdapat pula beberapa ulama syari'at yang menentengnya, agar tidak tersebar luas dimasyarakat. bahkan pernah dikabarkan bahwa tuduhan terhadap ibnu Sabi'in yang dinilainya sangat membahayakan agama islam, tersebar dimana-mana. sehingga ia bunuh diri, karena tidak dapat menghindarkan dan membela dirinya dari tuduhan dan penghinaan yang menimpanya.
Jalaluddin Ar-Ruumy; lahir di kota Balkh tahun 604 H/1217 dan wafat tahun 627 H/1273 M.
Pandangannya dalam Tasawuf, berada dengan pandangan kebanyakan ahli Tasawuf yang lain, terutama yang bermazhab Jabariyah. dalam masalah ikhtiar, ia mengatakan bahwa manusia dilahirkan di dunia untuk berkjuang dan bekerja keras dalam mencari kebahagian hidup. kalau ahli Tasawuf yang lain terpengaruh dari Teologi Jabariyah, maka Jalaluddin Ar-Ruumy terpengaruh dari Teologi Mu'tazilah, disertai dengan teori evolusi yang didapatkanya dari Fulsafat.

Untuk menyebar-luaskan paham Tasawuf dari masing-masing penganutnya, maka di mana-mana berdiri lembaga pendidikan Tasawuf yang ditempati oleh muri-muri belajar Tasawuf dan latihan rohaniah. Lalu kegiatan tersebut, dinamakan Tarakat oleh penganutnya, yang sering dinisabkan namanya kepada Syekhnya (gurunya).
Adapun terakat yang berdiri pada abad ini; antara lain:
Pada abad ini, tercatat dalam sejarah, bahwa masa menurunnya gairah masyarakat Islam untuk mempelajari Tasawuf karena berbagai fakta antar lain:
Ahli Tasawuf bergerak dalam kegiatan yang dirahasiakan, maka hal itu sang dikhawatirkan oleh pemerintah. dan untuk menjamin keamanan dari ketertiban masyarakat, pemerintah harus menerima asal-usul yang diajukan oleh Qadhi yang membantuk pemerintah menjalankan kewenangannya. sehingga banyaklah ahli Tasawuf yang lari meninggalkan negerinya beserta murid-muridnya, untuk mencari tempat perlindungan di negeri lain. Tetapi banyak juga yang sempat tertangkap, lalu menjalani hukuman, sehingga boleh dikatakan bahwa negeri Arab dan Persia ketika itu, sunyi dari kegiatan Ahli Tasawuf.
Perkembangan Pada Abad Ketujuh
Ulama Tasawuf yang berpengaruh pada abad ketujuh dan ikut memberi warna dalam perjalan ilmu tasawuf ini, antara lain:Umar Ibnu Faridh; lahir di Homat (Siria) tahun 576 H/1181 M dan wafat di mesir tahun 632 H/1233 M. ia adalah pelanjut dari ajaran wihdatul wuujud, yang telah diajarkan oleh Muhyiddin Ibnu Arabi pada abad yang lampau, Dalam kitab yang dikarangnya, yang terdiri dari gubahan-gubuhan syair yang berjudul "Ath-Thaaiyatul Kubra", terdapat kesamaan tekanan uraiannya dengan kitab karangan Ibnu "Arabi yang berjudul "Al-Futuuhatul Makkiyah dan "Fushuulul Hikam". dalam kitabnya yang berjudul Ath-Thaaiyatul Kubraa, ia menguraikan bahwa cintalah yang jiwanya, sehingga ia selalu ingin ittikad (bersatu) dengan Tuhan-nya untuk mencapai tujuan dalam Tasawuf.
Ibnu Sabi'iin; lahir di Mercial (Spanyol) tahun 613 H/1215 dan wafat di Mekkah tahun 667 H/1215 M. beliau dikenal sebagai Ulama Fiqh, tetapi kemudian ia mengaliihkan perhatianya untuk memperdalam Ilmu Tasawuf, sampai ia berhasil menduduki posisi Iman (Syekh Tasawuf), sampai ia berhasil menduduki posisi Iman (Syekh Tasawuf) di masa itu. ia sering mengularkan pemikiran yang terlalu bebas dan dianggapnya ganjil oleh Ulama Syari'at.
Pemikiran yang telah dikemukannya, antara lain :
- 1. Mengapa Muhammad bin Abdillah mempersempit alam yang luas ini, dengna mangatakan bahwa tidak ada lagi Nabi sesudahnya.
- 2. Orang-orang yang berthawaf di sekeliling Ka'bah, seperti keledai yang berputar-putar mengililingi kilangan.
Disamping terdapatnya ajaran Tasawuf yang menyimpang dari kemurniannya, terdapat pula beberapa ulama syari'at yang menentengnya, agar tidak tersebar luas dimasyarakat. bahkan pernah dikabarkan bahwa tuduhan terhadap ibnu Sabi'in yang dinilainya sangat membahayakan agama islam, tersebar dimana-mana. sehingga ia bunuh diri, karena tidak dapat menghindarkan dan membela dirinya dari tuduhan dan penghinaan yang menimpanya.
Jalaluddin Ar-Ruumy; lahir di kota Balkh tahun 604 H/1217 dan wafat tahun 627 H/1273 M.
Pandangannya dalam Tasawuf, berada dengan pandangan kebanyakan ahli Tasawuf yang lain, terutama yang bermazhab Jabariyah. dalam masalah ikhtiar, ia mengatakan bahwa manusia dilahirkan di dunia untuk berkjuang dan bekerja keras dalam mencari kebahagian hidup. kalau ahli Tasawuf yang lain terpengaruh dari Teologi Jabariyah, maka Jalaluddin Ar-Ruumy terpengaruh dari Teologi Mu'tazilah, disertai dengan teori evolusi yang didapatkanya dari Fulsafat.

Untuk menyebar-luaskan paham Tasawuf dari masing-masing penganutnya, maka di mana-mana berdiri lembaga pendidikan Tasawuf yang ditempati oleh muri-muri belajar Tasawuf dan latihan rohaniah. Lalu kegiatan tersebut, dinamakan Tarakat oleh penganutnya, yang sering dinisabkan namanya kepada Syekhnya (gurunya).
Adapun terakat yang berdiri pada abad ini; antara lain:
- a. Tarekat Mualawiyah, yang dinisabkan kepada Maulana Jalaluddin Ar-Rummy; wafat tahun 672 H/1273M.
- b. Tarekat Syadziliyah, yang dinisbatkan kepada Asy-Syekh Hasan Ali Bin Abdil Jabbar Asy-Syazaaly. wafat tahun 655 H/1256 H.
- c. Tarekat Badawiyah; yang dinisbatkan kepada Asy-Syekh Ahmad Al-Badawy; wafat 675 H/1277 M.
- d. Tarakat As-Suharawardiyaah, yang dinisbatkan kapada Asy-Syekh Umar As-Suharawady; wafat tahun 638 H/1240 M.
Pada abad ini, tercatat dalam sejarah, bahwa masa menurunnya gairah masyarakat Islam untuk mempelajari Tasawuf karena berbagai fakta antar lain:
- (1) Semakin gencarnya serangan Ulama Syeri'at memerangi ahli Tasawuf, yang diiringi dengan serangan golongan Syi'ah yang menekuni IImu Kalam dan IImu Fiqh.
- (2). Adanya tekat penguasa (pemerintah) pada di dunia Islama, karena dianggapnya bahwa kegiatan itulah yang menjadi sumber perpecahan umat Islam.
Ahli Tasawuf bergerak dalam kegiatan yang dirahasiakan, maka hal itu sang dikhawatirkan oleh pemerintah. dan untuk menjamin keamanan dari ketertiban masyarakat, pemerintah harus menerima asal-usul yang diajukan oleh Qadhi yang membantuk pemerintah menjalankan kewenangannya. sehingga banyaklah ahli Tasawuf yang lari meninggalkan negerinya beserta murid-muridnya, untuk mencari tempat perlindungan di negeri lain. Tetapi banyak juga yang sempat tertangkap, lalu menjalani hukuman, sehingga boleh dikatakan bahwa negeri Arab dan Persia ketika itu, sunyi dari kegiatan Ahli Tasawuf.