7 Tradisi Dalam Penelitian Komunikasi Menurut Robert T. Craig
Tradisi Penelitian Komunikasi
Penelitian mengenai gejala atau realitas ko- munikasi telah berkembang sejak lama yang karena itu memiliki tradisi-tradisi yang unik. Robert T. Craig mengidentifikasi ada tujuh tradisi dalam penelitian komunikasi. yakni (a) tradisi retorika. (b) tradisi semiorika. (c) tradisi fenomenologis. (d) tradisi kibernetilt, (e) tradisi sosiopsikologik, (f) tradisi sosio- kultural, dan (g) tradisi kritik (Grifiin, 2000: 35-46; Littlejolm. 2002: 12-14).
Tradisi Retorika
Tradisi retorika. Tradisi ini lebih menitikberatkan pada upaya penemuan dan pengumpulan pengetahuan teoritik, kadangkala bersifat normatif, mengenaiaktivitas berkomunikasi, teristimewa komunikasi verbal yang disampaikan oleh seseorang (rbetor) yang bertindak sebagai komunikator (sekaligus orator-persuader) kepada sekumpulan orang yang bertindak sebagai komunikan (audience) sebagaimana lazim dijumpai pada penyampaian pidato. Komunikasi dalam hubungan ini lebih dipandang sebagai suatu ketrampilan praktis, yakni penyampaian pesan untuk meyakinkan atau memengaruhi orang lain. Fokus dari pengetahuan yang dipelajari dalam tradisi ini adalah bagaimana komunikator mengembangkan strategi-strategi tertentu dalam menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan (audience). Persoalan sentuhan logika berpikir serta emosi dari dan oleh komunikatorsangat mewarnai tradisi ini. Pekerjaan komunikator dipandang sebagai sangat dipengaruhi oleh ke-
trampilan komunikator serta metode yang digunakannya.
Tadisi Semiotika
Tadisi semiotika. Tradisi ini lebih memusatkan perhatian pada lambang-lambang dan simbol-simbol,serta memandang komunikasi sebagai suatu jembatan antara dunia pribadi individu-individu (misalnya seniman, aktor, atau politikus) dengan ruang di mana lambang-lambang digunakan oleh individu-individu untuk mengangkut makna-makna tertentu kepada khalayak atau publik. Tradisi ini menolak pandangan bahwa lambang-lambang (termasuk kata-kata) memiliki makna-makna yang benar. Meskipun demikian, tradisi ini berpandangan bahwa lambang- lambang hanya mewakili objek'objek tertentu, dan bahasa sebenarnya adalah netral. Dari segi ini, menjadi jelas terlihat bahwa tradisi semiorika sangat menaruh perhatian pada keyakinan bahwa lambang- lambang yang mana pun senantiasa memiliki peluang untuk dimaknai secara beragam oleh orang yang berbeda-beda.
Tradisi Fenomenologis
Tradisi Fenomenologis. Tradisi ini lebih memberi penekanan pada persoalan pengalaman pribadi (per- mul experience). termasuk pengalaman pribadi yang dimiliki seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi. dalam tradisi ini. dipandang sebagai sharing ofpersond experience through dialogue. Littlejohn. 2002: B). Perihal mengenai jalinan hubungan (relationships) juga memperoleh perhatian yang kuat dalam tradisi ini-yang sebagai kon- sekuensinya-ttadisi ini sangat tertarik untuk mem- pelajari persoalan bagaimana suatu jalinan hubungan yang sudah terbina dapat mengalami erosi. misalnya hubungan persahabatan antara seseorang dengan orang lain. suatu lembaga dengan lembaga lain. dan masyarakat satu dengan masyarakat lain. Sebagian dari konsep yang lazim digunakan dalam tradisi ini adalah pengalaman (experience). diri (self). dialog (dialogue).
semula atau asli (genuine). sportivitas. dan keterbukaan (opennerr).Tradisi ini menolak beberapa pandangan penting. misalnya bahwa komunikasi hanyalah merupakan ketrampilan; bahwa lambang (atau kata-kata) terpisah dengan benda atau objek yang diwakilinya. dan bahwa nilai (mine) terpisah dari fakta (liter).Tadisi Kibernetik
Tadisi kibernetik. Tradisi ini lebih memandang komunikasi sebagai suatu .. .injbrmation processing, and the problems it address bat/e mostly to do wit/1 noise, over-load, and malfimetion (Littlejohn, 2002: 14). Konsep- konsep seperti pengirim dan penerima (sender dan receiver), informasi (infbrmation), umpan-balik, ketidakfungsian (redundamy), misalnya karena pengulangan yang terlalu sering, dan sistem (system) sangat penting dalam tradisi ini. Tradisi ini sering kali harus menghadapi kritik tajam, terutama berkenaan dengan pandangan asumtif dari tradisi ini yang cenderung menyamakan antara manusia dengan mesin, dan menganggap bahwa suatu realitas atau gejala timbul karena hubungan sebab-akibat yang bersifat linier.
Tradisi Sosio-psikologis
Tradisi sosio-psikologis. Perihal seperti pernyataan (”mau), pendapat (opinion), sikap. persepsi. kog-
nisi, interaksi, dan pengaruh ((dia!) merupakan perhatian penting dari tradisi sosio-psikologis. Tradisiini menolak pandangan bahwa orang berpikir (selalu) rasional; bahwa individuvindividu mengetahui (betul- betul) tentang apa yang mereka pikirkan dan harapkan; dan bahwa persepsi merupakan jalan yang mulus untuk melihat realitas. Tradisi sosio-psikologis. betapapun. sangat berpengaruh dalam perkembangan penelitian dan juga ilmu komunikasi karena sifat dari tradisi ini memberikan perhatian pada faktor sosio- logis sekaligus psikologis. terutama yang ada pada audience. Pendirian mengenai pola penggunaan media dan juga pengaruh (efh'r) pesan-pesan media terhadap individu khalayak berkembang dalam tradisi ini.
7 Tradisi Dalam Penelitian Komunikasi Menurut Robert T. Craig |
Tradisi Sosio-kultural
Tradisi sosio-kultural. Tradisi ini sangat me- mandang penting tertib sosial (social order). dan berkeyakinan bahwa komunikasi merupakan perekat kebersamaan dalam masyarakat. Karena hal ini maka tradisi sosimkultural banyak meneliti tentang konflik. keterasingan (aberration). serta hambatan-hambatan dan kegagalan dalam kerjasama. Tradisi ini menolak pandangan mengenai kekuatan dan tanggung jawab individu (tetapi lebih menekankan kekuatan dan tanggung jawab kolektif). serta pandangan tentang interaksi manusia yang terpisah dari struktur sosial yang ada. Artinya. tradisi ini lebih melihat hubungan interaksi yang ada di dalam masyarakat sebenarnya dipengaruhi oleh struktur sosial.
Tradisi Kritik
Tradisi kritik. Tradisi ini cenderung memandang komunikasi sebagai suatu . . .sm'al arrangement ofpower and apprenion (Littlejohn, 2002zl4). Artinya, di dalam kebanyakan realitas sosial yang ada. komunikasi lebih didominasi oleh kalangan yang lebih kuat yang ber- maksud hendak menindas yang lemah sementara pihak yang lemah sebenarnya ingin melakukan perlawanan. Tradisi ini berupaya mengembangkan respons-respons terhadap persoalan-persoalan ideologis, penindasan. penolakan. dan perlawanan. serta emansipasi yang pada umumnya muncul karena dominasi oleh yang kuat terhadap yang lemah. Respons-respons tersebut dapat diamati melalui kecenderungan tradisi ini untuk mempromosikan nilai-nilai kebebasan. kesederajatan. pentingnya dialog dan diskusi. serta upaya untuk dapat mandiri (ulfpapmwtion ofpower).