Kondisi-Kondisi Yang dapat Terjadinya Pemberontakan & Revolusi di dalam Masyarakat

Adapun kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya pemberontakan dan revolusi itu adalah sebagai berikut.
  1. Hilangnya kewibawaan pejabat-pejabat birokrat yang kedudukannya mantap. Hal ini disebabkan karena kegagalan politik luar negeri, kesulitan keuangan, pemecatan menteri yang popular, atau perubahan kebijakan penguasa saat itu.
  2. Bahaya terhadap kemajuan ekonomi yang baru dicapai.
  3. Ketidaktegasan pemerintah, seperti kebijaksanaan yang tidak konsisten.
  4. Hilangnya dukungan dari kelas cendekiawan.
Kondisi yang memungkinkan terjadinya pemberontakan dan revolusi seperti yang dikemukakan di atas, cenderung menunjukkan kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil. Akhir dari suatu revoilusi tidak selamanya berjalan mulus, bahkan penggerak revolusi tersebut itu ada yang menjadi korban.

Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi di dalam Masyarakat


Politik kolonialisme dan me yang diciptakan oleh negara-negara Barat pada masa lalu telah memberikan
peluang yang besar untuk mendorong terjadinya pemberontakan dan revolusi dalam suatu negara, seperti Revolusi Cuba, Revolusi Merah di Cina, revolusi tahun 1966 di Indonesia, dan sebagainya. Revolusi atau pemberontakan tersebut dapat menimbulkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.
Kondisi-Kondisi Yang dapat Terjadinya Pemberontakan & Revolusi di dalam Masyarakat
Melalui suatu revolusi, sebuah negara yang sebelumnya berbentuk kerajaan bisa berubah menjadi republik. Akibatnya, seluruh bentuk lembaga kemasyarakatan mengalami perubahan secara besar-besaran, misalnya seperti yang terjadi di Iran, Turki, Lybia, Afganisthan, dan lain-lain.