Pengertian Abreviasi dalam Morfologi dan Contohnya!
Abreviasi adalah proses morfologis yang mengubah leksem atau gabungan leksem menjadi kependekan. Jadi, pemendekan kata (abreviasi) merupakan salah satu cara proses pembentukan kata, yakni dengan menyingkat kata menjadi huruf, bagian kata, atau gabungan sehingga membentuk sebuah kata. Pembentukan kata melalui proses abreviasi ini meliputi singkatan, akronim, dan lambang.
Perhatikan contoh berikut.
- Singkatan : GNB Geralcan Nonblok
DNA deoxyribonueleic acidPBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBSI Perhimpunan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia
PSS1 Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
- Akronim : calir cairan aIir
gaftar gambar daftarsalir saluran air
- Lambang : cm sentimeter
kg kilogramRp rupiah
g gram
liter
cc kubik
Cu cuprum
02 oksigen
Sebenarnya, singkatan dan akronim secara resmi tidak dikembangkan oleh Pusat Bahasa, tetapi terbatas pada singkatan a.n., d.a., u.b., sda., hlm. Alasannya agar bahasa Indonesia tetap terkendali pada rambu- rambu yang sudah ada. Jika setiap kelompok, setiap kesatuan, setiap organisasi, atauseciap lembaga diizinkan untuk membentuk singkatan dan akronim semau-maunya, sudah dapat dipastikan, cepat atau lamabat, negeri ini akan mengalami kehancuran moral dan alkidah. Akan tetapi, dalam kenyataan sehari-hari singkacan dan akronim tumbuh subur scperti jamur, dan kini sudah melimpah.
Dapat kita saksikan bahwa hampir setiap hari muncul singlcatan atau akronim baru. Nama-nama toko, pasar swalayan, mal, pintu gerbang, kompleks perkancoran, perumahan, nama gedung, nama jalan, pusat pertokoan, rumah, kafe, nama pertemuan, seperti seminar, kongres, dan kegiatan ilmiah ditulis disingkat.
Pengertian Abreviasi dalam Morfologi dan Contohnya |
Tujuan masyaralcat membentuksinglcatan agar sebuah kata, sebuah frasa, atau sebuah kalimat cidak diucapkan berpanjang-panjang atau berlama-lama. Namun, pembentukan singkatan acau akronim yang tidak terkendali akan mengakibatkan bahasa kita kacau balau. Alshir- nya, tidak jclas, mana bahasa yang benar dan mana bahasa yang salah. Selain icu, rasanya Kamus Besar Bahasa Indonesia sebesar apa pun tidak alsan sanggup lagi menarnpung singkatan dan akronim yang diprodusi oleh masyarakat.