Contoh Peribahasa Sesungguhnya, Perumpamaan, Tidak Lengkap & Ungkap-Ungkapan Serta Sifatnya

Contoh Peribahasa Sesungguhnya, Perumpamaan, Tidak Lengkap & Ungkap-Ungkapan Serta Sifatnya

Peribahasa dibagi Menjadi Empat Kelompok, yakni: 

Peribahasa Sesungguhnya

Peribahasa sesungguhnya (true proverb) adalah ungkapan tradisional yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

  1. Kalimatnya lengkap. 
  2. Bentuknya biasanya kurang mengalami perubahan. 
  3. Mengandung kebenaran atau kebijaksanaan. Beberapa peribahasa dari golongan ini merupakan kalimat sederhana seperti: "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung." Namun kebanyakan peribahasa yang se-sungguhnya merupakan lukisan yang bersifat kiasan atau ibarat. Contohnya, lebih besar pasak daripada tiang, meng-ibaratkan orang yang lebih besar pengeluaran dari pada penghasilannya. 

Peribahasa Yang Tidak Lengkap

Peribahasa yang tidak lengkap (proverbial phrase), kalimatnya juga mempunyai sifat-sifat khas, seperti berikut. 
  1. Kalimatnya tidak lengkap. 
  2. Bentuknya sering berubah. 
  3. jarang mengungkapkan kebijaksanaan. 
  4. Biasanya bersifat kiasan. Contoh peribahasa semacam ini yang tidak mempunyai subjek antara lain: Terajuk kecewa, tersaukkan ikan suka, tersaukkan batang masam, yang mengibaratkan orang yang mau untung saja. Contoh peribahasa semacam ini yang tidak mempunyai kata kerja adalah: Dari Sabang sampai Merauke, yang mengibaratkan kesatuan wilayah Indonesia. 

Peribahasa Perumpamaan

Peribahasa perumpamaan (proverbial comparison) adalah ungkapan tradisional, yang biasanya dimulai dengan kata-kata seperti atau bagai dan lain-lain. Contohnya antara lain, Seperti telur di ujung tanduk mengibaratkan suatu keadaan yang sangat gawat; Seperti belut pulang ke lumpur mengibaratkan orang yang pulang ke kampung halamannya lama sekali baru mau kembali ke kota; atau Bagai belut diregang (direntang) mengibaratkan orang yang sangat Icurus 
Contoh Peribahasa Sesungguhnya, Perumpamaan, Tidak Lengkap & Ungkap-Ungkapan Serta Sifatnya

Ungkapan-Ungkapan

Ungkapan-ungkapan yang mirip peribahasa adalah ungkapan-ungkapan yang dipergunakan untuk penghinaan, celetukan, atau suatu jawaban pendek, tajam, lucu, dan berupa peringatan yang dapat menyakitkan hati. Contoh celetukan yang berasal dari bahasa Betawi adalah kayak monyet kena trasi. Celetukan dimaksudkan untuk orang yang suka jahil, jika melihat wanita cantik sehingga membuat wanita cantik yangjudes tidak senang dan lalu mengeluarkan ungkapan itu, yang dapat membuat laki-laki kurang ajar itu malu. Contoh untuk yang ketiga, yakni peringatan yang menyakitkan hati, adalah Ya, itu sih akal bulus!, berasal dari bahasa Betawi pula. Ungkapan ini dikeluarkan jika seorang mendengar orang lain yang membanggakan diri karena telah berhasil menipu kawannya sehingga ia merasa dirinya pandai. Akal bulus berarti akal yang buruk atau licik, yang harus mendapat celaan dan bukan pujian.