Belanda Pergi, Jepang Datang, Aceh Merdeka
Pada 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Berita proklamasi itu sampai ke Aceh beberapa hari kemudian. Rakyat menyebut priklamasi itu dengan gagap gempita. Tokoh-Tokoh Aceh segera mengumumkannya kepada rakyat bahwa negerinya sudah merdeka. Saat itu Jepang kalah dan pulang ke negerinya.
Bendera merah putih berkibar di mana-man. Salam merdeka mulai ditebar di seluruh tanah Aceh. Semangat nasionalisme sangat tinggi ketika itu.
Di Aceh Tampil Nama-Nama Tokoh Pejuang Yang Berjasa, antara lain:
- Teuku Nyak Arif,
- Mr. Muhammad Hasan,
- Teuku Daud Beureueh,
- M Nur El Ibrahimy,
- Ali Hasjmy,
- Ismuha,
- Abdullah Arif, dan lain-lain
Supaya Belanda tidak kembali ke Aceh, empat ulama besar menyerukan jihad kepada rakyat. Isi seruan dalam huruf jawi itu dialihaksarakan oleh Ali Hasjmi sebagai berikut:
"Perang Dunia II yang maha dahsyat telah tamat. Sekarang di Barat dan di Timur oleh empat kerajaan yang besar sedang diatur perdamaian dunia yang abadi untuk keselamatan makhluk Allah. Dan Indonesia tanah tumpah darah kita telah dimaklumkan kemerdekaannya kepada seluruh dunia serta telah berdiri Republik Indonesia dibawah pimpinan yang mulia maha pemimpin kita Ir Sukarno.
Belanda adalah satu kerajaan kecil serta miskin. Satu negeri yang lebih kecil dari negeri Aceh yang hancur lebur. mereka telah bertindak melakukan pengkhianatan kepada tanah air kita Indonesia yang sudah merdeka itu dijajah kembali. Kalau maksud yang jahanam itu berhasil, maka pastilah mereka akan meremas segala lapisan rakyat, merampas segala harta benda dan harta rakyat, dan segala kekayaan yang telah kita kumpulkan selama ini akan musnah sama sekali. Mereka akan memperbudak rakyat Indonesia menjadi hambanya kembali dan menjalankann usaha untuk menghapus agama Islam kita yang suci serta menindas dan menghambat kemuliaan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Di jawa, Bangsa Belanda dan kaki tangannya telah melakukan keganasanya terhadap Kemerdekaan Republik Indonesia hingga terjadi pertempuran di beberapa tempat yang akhirnya kemenangan berada di pihak kita. Sungguh pun begitu, mereka belum juga insaf. Segenap lapisan rakyat telah bersatu padu dengan patuh berdiri di belakang maha pemimppin Ir. Sukarno untuk menunggu perintah dan kewajiban yang akan dijalankan.
Menurut keyakinan kami, perang ini adalah perjuangan suci yang disebut "Perang Sabil". Maka percayalah wahai bangsaku, bahwa perjuangan ini adalah sebagai sumbangan perjuangan dahulu di Aceh yang dipimpin oleh almarhum Teuku Chik di Tiro dan pahlawan-pahlawan kebangsaan yang lain.
Dari sebab itu, bangunlah wahai bangsaku sekalian, bersatu padu menyusun bahu, mengangkat langkah maju ke muka untuk mengikuti jejak perjuangan nenek kita dahulu. Tunduklah dengan patuh akan segala perintah-perintah pemimpin kita untuk keselamatan tahah air, agama, dan bangsa"
Kutaraja, 15 Oktober 1945
Atas Nama Seluruh Ulama Aceh
Tgk. Haji Hasan Krueng Kalee
Tgk. Muhammad Daud Beureueh
Tgk. Haji Jakfar Siddiq Lamjabat
Tgk. Haji Ahmad Hasballah Indrapuri
![]() |
Setelah Belanda Pergi, Jepang Datang, Aceh Merdeka |
Penulis: Syarifudin Tippe
Aceh di Persimpangan Jalan