5 Perlawanan Bersenjata Rakyat Indonesia Terhadap Jepang

5 Perlawanan Bersenjata Rakyat Indonesia Terhadap Jepang


Perlakuan buruk yang diperlihatkan jepang mendorong timbulnya perlawanan rakyat di beberapa tempat.

Perlawanan bersenjata rakyat Indonesia yang dilakukan di berbagai daerah meliputi perlawanan rakyat dan perlawanan tentara Peta. 


1. Perlawanan Cot Plieng, Aceh, 

Perlawanan rakyat di Cot Plieng (Aceh) terhadap pendudukan militer Jepang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Beliau adalah seorang guru ngaji yang memiliki semangat juang yang tangguh dan luar biasa. Peristiwa perlawanan di daerah ini berawal dari sikap tentara Jepang yang ingin memaksakan kehendaknya tcrhadap rakyat dengan sewenang-wenang.


2. Perlawanan Rakyat Singaparna, 

Jawa Barat Perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang banyak dipimpin oleh para ulama yang bersikap nonkooperasi terhadap kebijakan pendudukan militer Jcpang. Perlawanan rakyat Singaparna dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa, scorang pemimpin pesantren Sukamanah di Singaparna, Tasikmalaya (Jawa Barat).

3. Perlawanan Rakyat Indramaya,

Jawa Barat Perlawanan rakyat Indramayu terhadap pendudukan Jepang terjadi pada bulan Juli 1944 di daerah Lohbcncr dan Sindang. Pcmimpin perlawanan rakyat ialah H. Madriyas. Pcrlawanan itu timbul disebabkan rakyat sudah tidak tahan menerima perilaku kekejaman yang dilakukan oleh pihak Jepang, seperti pemaksaan untuk menyerahkan padi yang terlalu banyak.

 4. Perlawanan Rakyat Pontianak, 

Kalimantan Barat Tokoh-tokoh masyarakat Pontianak dari berbagai golongan mengadakan pertemuan rahasia di Gcdung Medan Sepakat pada 16 Oktober 1943. Mereka merencanakan akan mengadakan perlawanan terhadap pendudukan militer Jepang. Namun, rencana tersebut tercium pihak Jepang. Akibatnya, sebelum perlawanan terjadi, Jepang telah mengadakan penangkapan dan pembunuhan rakyat serta beberapa tokoh masyarakat Pontianak.
5 Perlawanan Bersenjata Rakyat Indonesia Terhadap Jepang

5. Perlawanan Teuku Hamid di Aceh 

Di Aceh kembali timbul perlawanan terhadap pendudukan militer Jepang yang terjadi pada bulan Novcmbcr 1944. Seorang perwira gijugun (tentara sukarela) yang bernama Teuku Hamid bersama dua peletonnya melarikan diri kc gunung untuk mengadakan perlawanan terhadap tentara Jepang. Namun, karena keluarganya diancam akan dibunuh, akhirnya Teuku Hamid terpaksa kembali. Tidak lama setelah peristiwa itu terjadi, di daerah Pandrah, Bireun Aceh Utara timbul perlawanan terhadap tentara Jepang yang dipimpin oleh seorang kepala kampung beserta satu regu gnhyun Perlawanan ini menimbulkan banyak korban dari rakyat karena sebagian besar mercka tidak bersenjata.