Jin Takut Pada Surat Apa?
Inilah persepsi yang berhasil dibangun oleh televisi atau media massa lain, merekalah yang selama ini sering menampilkan beragam jimat yang digunakan anak manusia untuk mengusir jin jahat atau syetan. Merekalah yang memberitahu masyarakat luas bahwa dukun bersama jimat yang dimilikinya bisa menghalau syetan, bahkan menyiksa dan membunuhnya. Itulah cerita klenik dan menyesatkan banyak orang. Orang-orang yang menyajikan materi seperti itu di media bertanggung jawab atas penyesatan ini.
Disadari atau tidak, tayangan seperti itu telah mengajak pemirsanya untuk pergi ke dukun, paranormal dan orang yang sejenis mereka. Kita diajak untuk memakai jimat atau benda keramat lain agar selamat dari gangguan syetan. Padahal Rasulullah telah menegaskan, "Barangsiapa yang memakai (menggantungkan) jimat maka ia telah syirik". (HR. Ahmad dan dishahihkan al-Albani). Yang menciptakan syetan adalah Allah.
Dan Allah-lah yang paling paham tentang apa saja yang disukai syetan atau apa saja yang ditakutinya. Tidak ada satu ayat pun atau hadits Rasulullah yang menjelaskan bahwa syetan takut pada jimat, isim, wifiq. rajah atau benda-benda pusaka dan yang sejenisnya. Yang diberitahukan oleh Rasulullah adalah syetan takut terhadap bacaan ayat-ayat suci atau doa-doa yang telah beliau ajarkan.
Seperti yang disabdakan Rasulullah, "Sesungguhnya syetan pergi dan kabur dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah". (HR. Muslim). Atau hadits lain, "Apabila kamu hendak tidur di pembaringan, bacalah ayat kursi sampai tuntas, karena Allah senantiasa menjagamu dan syetan tidak akan mendekatimu sampai pagi". (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah). Itulah cara mengusir syetan dan cara membentengi diri dari gangguan syetan secara benar, alias sesuai dengan syari'at Islam, bukan dengan mengoleksi jimat atau minta disembur ludah dukun.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa mendatangi peramal (dukun) lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari“. (Hadits Riwayat Muslim no, 2230, dan Ahmad no. 22711)
Allah SWT berfirman :
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ.
“Katakanlah, ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah’”. (QS. An Naml: 65).
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من أتى كاهنًا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد -عليه الصلاة والسلام-
“Barangsiapa mendatangi dukun lalu memercayai apa yang dia katakan, maka dia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ (Al-Qur'an) ”. (HR. Abu Dawud No. 3904, At Tirmidzi No. 135, an Nasai dalam as-Sunan al-Kubra No. 9017, Ibnu Majah No. 639, Ahmad No. 10167 ).
Al-Qur'an Surat An-Nisa Ayat ke-48
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa’: 48)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
دحما هاور ( َكَرْشَأ ْدَقَ ف ًةَمْيَِتَ َقَّلَع ْنَم. ٔٓ.
“Barang siapa yang mengenakan jimat maka dia telah menyekutukan Allah” (HR. Ahmad).
Al-Qur'an Surat Al-An'am Ayat 88
ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَلَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya : Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-An'am’: 88)
Sementara itu, dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi Muhammad ﷺ bersabda sebagai berikut ini:
اجتنبوا السبع المو بقات: الشرك بالله والسحر..."Jauhilah tujuh hal yang membinasakan (dosa besar): menyekutukan Allah, dan sihir... (HR Muslim).
Sumber: Ruqyah Syar'iyyah dan berbagai sumber lainnya