Arti Bahasa dan Dinamika Masyarakat dan Penjelasannya
Arti Bahasa dan dinamika masyarakat adalah fenomena yang bersifat natural, akan tetapi dapat juga berubah menjadi fenomena politis karena adanya campur tangan dari penguasa. Bahasa kemudian dijadikan sebagai alat untuk mengontrol masyarakat dan lebih jauh lagi adalah untuk mengokohkan kekuasaan atau malah untuk mewujudkan integrasi sosial. Integrasi sosial dapat juga terjadi karena adanya identitas kebersamaan yang dapat menjadi pembeda dengan entitas sosial yang lain, yang kadang-kadang diikuti oleh kebanggaan terhadap entitas sendiri dan tidak jarang mengganggap remeh entitas sosial yang lain.
Bahasa adalah salah satu simbol identitas kebersamaan yang dapat berfungsi untuk mewujudkan integrasi sosial. Ketika Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, menegaskan pernyataan sikap para pemuda Indonesia: "bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia," saat itulah identitas etnis Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar
Roekoen, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia dan agama -diwakili Jong Islamielen melekat dalam semangai kebangsaan atas nama Indonesia. Sejak saat itu pula, bahasa Melayu -sebagai bahasa etnis diangkat menjadi bahasa persatuan dalam semangat politik keindonesiaan, dan tidak dalam hubungan kultural kesukubangsaan. Kesadaran keindonesiaan para pemuda waktu itu dalam konteks kebangsaan yang bersifat politis, dan tidak dalam hubungan kultural.
Arti Bahasa dan Dinamika Masyarakat dan Penjelasannya |
Meski begitu, dalam lampiran hasil keputusan kongres pemuda itu, dinyatakan bahwa dasar persatuan Indonesia itu dilandasi oleh kesamaan semangat "kemauan, sejarah, hukum adat, serta pendidikan dan kepanduan." Di mana kultur etnik ditempatkan, apakah yang dimaksud kemauan, sejarah, dan hukum adat, berada dalam konteks etnisitas, mengapa kebudayaan (etnik) tidak eksplisit dijadikan sebagai landasan semangat persatuan keindonesiaan?