Perbedaan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Resmi

Perbedaan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Resmi


Perbedaan antara bahasa nasional dan bahasa resmi dapa dilihat dari dimensi afektif-referensial, atau lebih tepatnya dari dimensi ideologis-instrumental. Holmes (2001:97) menyatakan bahwa bahasa nasional adalah bahasa dari politik, budaya, dan sosial, umumnya dikembangkan dan digunakan sebagai simbol persatuan nasional. Bahasanasional berfungsi sebagai identitas bangsa dan pemersatu rakyatnya.

Bahasa resmi adalah bahasa yang digunakan untuk urusan pemerintah. Dengan kata lain, bahasa nasional memiliki implikasi simbolis, sedangkan bahasa resmi memiliki impilasi praktis. Meskipun demikian, satu bahasa dapat saja memiliki kedua fungsi ini. Setiap negara baru menginginkan bahasanya sendiri sebagai dasar dalam mengekspresikan perasaan nasionalistis. Karena itu, pemerintah harus merencanakan untuk mengembangkan atau mempromosikan bahasa tertentu, bahkan terkadang menghalangi atau menyisihkan bahasa yang lain.

Di negara-negara maju, bahasa nasional didudukkan sebagai kekayaan budaya bangsa yang mulia dan oleh karenanya dipelihara dengan berbagai upaya. Upaya-upaya itu, secara nasional, ditempuh melalui politik bahasa dan perencanaan bahasa.
Perbedaan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Resmi
Bahasa disebut sabagai cermin budaya dari penuturnya. "Bahasa dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan Bahasa dan kebudayaan kita mencerminkan jati diri kita, dari mana kita berasal dan kemana kita akan pergi" (Task Force on Aboriginal Language and Cultures dalam Spolsky dan Hult, 2008:298). Sapir (dalam Wardhaugh, 2000:216) mengemukakan bahwa bahasa bukan hanya menentukan corak budaya, melainkan juga menentukan cara dan jalan pikiran manusia, sehingga mempengaruhi tingkah lakunya. Dengan kata lain, suatu daerah yang berbeda bahasanya dari daerah lain akan mempunyai corak budaya dan jalan pikiran yang berbeda pula. Jadi, perbedaan-perbedaan budaya dan jalan pikiran manusia bersumber pada perbedaan bahasa.