Siapa Bilang Enak Naik Pesawat Pagi Atau Malam Hari?

Siapa Bilang Enak Naik Pesawat Pagi atau Malam Hari?


SIAPA BILANG
NAIK PESAWAT ITU ENAK?


Salahsatu hikmah terbesar diatas udara adalah ketika turbulance, pesawat menerobos awan dan hujan agak lama. 2 atau 3 menit saja rasanya seperti berdiri di tiang gantungan. Subhanallah
Pesawat terguncang hebat dan terdengar benturan keras sayap dengan awan yang tebal yang entah dimana ujungnya. Kiri kanan seisi pesawat bertakbir tanpa komando. Teringat semua kedzaliman, dan hati diliputi keraguan: apa niat safar kali ini?!
Apakah sedang lillah..
Atau amal-amal melelahkan semata?!

Tak sadar bibir ikut komat-kamit, tahlil keras-keras, bersyahadat sambil merunduk. Membayangkan kursi depan menembus tulang belakang dan semua hilang. Astaghfirullah...
Pesawat yang semula lelesat datar tiba-tiba anjlok. Mungkin 20 hingga 30 meter kebawah, terus merendah setengah meluncur. Allahuakbaar..
Beberapa detik kemudian awan tebal berlalu dan semua menghela nafas panjang. Meraba dada, apakah jantung masih ada. Atau sudah copot?

Kembali sadar bahwa nyawa ini dalam genggaman Allah..
Kembali ingat bahwa angin, awan, besi, hujan dan semesta raya ini balatentara Allah.
Subhanallah..
Ini mungkin yang tidak diketahui orang-orang pedalaman yang kami kunjungi. Sungguh perjalanan dakwah ini telah menggadaikan nyawa. Betapa sia-sianya jika semua ini hanyalah untuk sesuap nasi dan popularitas semata.

Yaaa Rabb
Wafatkanlah kami dalam keadaan baik
Dalam keadaan ridho kepada-Mu.
Dalam keadaan taat dan berjihad
Untuk meraih ridho-Mu..
Untuk mengharap pertemuan dengan-Mu
Jangan wafatkan kami dalam keadaan bermaksiat. Berhutang. Atau dihinakan musuh..
Tulisan ini.. adalah edisi kaget!
Menjelang maghrib ini pesawat yang saya tumpangi hampir jatoh dan hilang diselat sunda. Subhanallah. Serasa hidup kembali. Allahuakbar..
Dari ratusan penerbangan yang sudah dilalui, ini yang paling dahsyaat. Sampai nulis ini, irama jantung belum rapih lagi. Allahurobbunakariim..
Saya benar-benar sedih
TERNYATA BELUM SIAP MATI. 
Bay: Ustad Nuruddin Al Indunissy