Muslim yang cerdas, tidak hanya melihat kedepan dengan segala keindahan dan rintangannya, namun ia mampu menggunakan penglihatannya untuk Fokus kepada satu titik yang pasti ia Lalui, yaitu sebuah jembatan yang akan menghubungkan kehidupannya dunia ini dengan kehidupan lain di akhiratnya.
“Jembatan kematian, adalah sebuah jembatan rahasia yang pasti akan dilalui setiap ruh manusia yang hidup..”
Seorang muslim yang cerdas, hatinya tidak gentar saat ujian dan musibah itu menerpanya. Aktifitas berfikir, hati dan dirinya senantiasa terarah dan fokus pada jembatan kematian beserta kehidupan di sebrangnya yang dahsyat. Sehingga ia senantiasa mengingat dan mempersiapkannya, dalam hatinya terntanam tekad bahwa ia harus melewatinya dengan sebuah target yang ia perjuangkan dikeseluruhan hidupnya, sebuah target yang menentukan keselamatannya, target yang menjadi harapkan semua manusia beriman; yaitu khusnul khatimah.
Khusnul khatimah atau akhir yang baik adalah bukan gelar cuma-cuma yang akan dihadiahkan kepada siapa saja, sertifikasi itu hanya diberikan kepada hamba yang diridhai-Nya, hamba yang senantiasa berjalan dengan penuh harap dan takut, yang senantiasa berjalan menuju-Nya. Teruntuk hamba-hamba-Nya, dan bukan hamba-hamba syaitan..
Seorang Muslim seharusnya menyadari, bahwa dunia ini kesemuanya hanyalah nuansa yang melalaikan. Sehingga ia tidak akan menyempatkan banyak waktunya untuk merisaukan hal-hal yang akan berakhir ketika kehidupan sementara ini berakhir.
Kehidupan itu akan berakhir saat Al Mumiitu (المميت) yaitu Allah Yang Maha Mematikan, mematikan manusia dan menghentikan seluruh aktifitas kehidupannya di alam ini. Allah telah menentukan takdir kematian setiap makhluk. Allah mematikan manusia agar manusia dapat menuju kepada kehidupan yang sempurna, yaitu akhirat.
Dialah Allah Dzat yang Maha Kuasa mematikan apapun yang hidup, Yang Maha Pencipta Maut dan Yang Maha Pemusnah. Segala sesuatu yang hidup akhirnya ditakdirkan mati oleh-Nya.
“Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan,” (Q.S. An Najm: 44-45)
Allah menghidupkan segala yang hidup di dunia ini dan Dia juga yang telah menetapkan kematian mereka. Seorang muslim tidak akan terlalu risau saat dunia ini belum sempat ia genggam semuanya, karena ia telah tahu lebih dulu yang akan menyadarkannya bahwa dunia itu akan ia campakan selepas penguburan jasadnya. Dari kesadaran yang konstan itulah ia bangkit dan hidupnya selalu optimis dan bahagia!
Seorang muslim yang cerdas, hatinya tidak akan berlarut-larut untuk memikirkan masalalu atau menyesalinya. Ia dapat dengan mudah memaafkan masalalu dan merelakannya menjadi kenangan berharga yang ia simpan di archive masalalunya. Ia teramat paham bahwa rangkaian kejadian yang ia temui adalah peristiwa peristiwa yang saling berkaitan yang membawanya kepada hari ini. Ia memahami bahwa hari ini adalah hari terbaik yang sangat akan menentukan hari esoknya di Akhirat.
Baginya, hari ini pun terlalu singkat untuk sebuah persiapan hari yang Abadi. Sehingga ia menghargai setiap detik-detik yang ia lewati di hari harinya, memulai paginya dengan senyuman penuh harapan serta menutup malamnya dengan penuh kesyukuran.
Ia tidak ingin mencemari nuansa iman dihatinya dengan keluhan. Ia tidak akan begitu saja menangis saat kehidupan memaksanya untuk menangis, ia berusaha agar hari hari yang singkat ini tidak ditukar dengan tangisan abadi di akhirat sana.
Ia tidak patah ketika badai kehidupan menyeretnya. Bahkan tidak terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk melawan gelombang demi gelombang ujian tersebut, karena ia mengetahui bahwa ketetapannya adalah bukah hal yang harus ia tentang. Ia teramat menyadari dan percaya diri, hingga ia bangkit dan berselancar bersamanya. Hingga gelombang demi gelombang ujian yang datang tanpa henti tidak membuatnya lelah, prahara ujian itu semakin memperkokoh iman dan jiwa raganya dalam mengarungi samudra kehidupan ini.
Berlayar menuju pelabuhan terindahnya. Subhanallah..