Jika Prisai Do’amu Lebih Kuat dari Musibah, Ia Akan Menolaknya

Berusaha dan Berdo’a lah.

Karena keputusan itu berada di Allah ta’ala.


JAWABANNYA ADALAH DOA

Rasulullah saw bersabda:

“Tidak ada gunanya waspada menghadapi Takdir, namun do’a bermanfaat menghadapi takdir, sebelum dan sesudah ia turun. Dan sesungguhnya setelah musibah itu ditakdirkan turun (dari Langit). Maka ia segera disambut oleh Do’a (dari bumi) lalu keduanya bertarung sampai Hari Kiamat”. (HR Hakim, Imam Ahmad, Bazaar dan Ath Thabrani)


Ibnu Al Qayyim Azzawjiah menjelaskan:”Jika prisai do’amu lebih kuat dari musibah, ia akan menolaknya. Tetapi jika musibah lebih kuat dari prisai Do’a mu maka ia akan menimpamu. Namun sedikitnya tetap akan mengurangi effect-nya. Adapun jika prisai doamu seimbang dengan kekuatan Musibah. Maka keduanya akan bertarung”.


Maka berusahalah, tunjukan kualitas usahamu dan berdo’alah.

Jika takdirmu tetap buruk, sesungguhnya bukan takdir itu yang buruk tapi pemahamanmu yang harus diperbaiki. Tentu semua yang terjadi adalah yang terbaik dari Nya untukmu, untukku dan untuk kita semua.


Sering kita memaknai musibah musibah dan kegagalan itu sebagai kesialan. Benarkah demikian? Mungkinkah Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang menginginkan keburukan bagimu?


Mungkinkah seorang kekasih membuatmu kecewa?

Ya, mungkin saja jika kamu membuatnya cemburu.


Apakah kamu kecewa saat dia terbakar api cemburu?

Tidak, Kekasih apakah namnya jika ia tidak cemburu?

Besarnya gejolak api cemburu dihatinya adalah cerminan betapa besar rasa kasih sayangnya kepada kita.


Benar,

Dan Allahlah yang paling besar Kasih Sayang Nya, karena Dia Maha Pengasih dan Maha Penyayang.


KETAHUILAH BAHWA RABB-MU PUN CEMBURU

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu cemburu dan kecemburuan Allah Ta’ala itu ialah apabila seorang manusia mendatangi -mengerjakan- apa-apa yang diharamkan oleh Allah atasnya.” (Muttafaq ‘alaih, Riyadhussalihin V/Muraqabah)


Aisyah radiyallahu anha meriwayatkan Sabda Rasulullah saw:

“…Hai umat Muhammad, tidak seorang pun lebih cemburu daripada Allah, bila hambanya, lelaki maupun perempuan, berbuat zina. Hai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian tahu apa yang kuketahui, tentu kalian banyak menangis dan sedikit tertawa. Ingatlah! Bukankah aku telah menyampaikan. (Kutifan Shahih Muslim, Bab Gerhana Hadits No. 1499)