Islam adalah suatu agama yang mempunyai ajaran-ajaran yang sangat luas dan lengkap, yang dinamai dengan Syari'at islam. Syari'at islam mencakup segenap peraturan dan perundang-undangan Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia, guna mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Peraturan dan perundang-undangan itu dilaksanakan dengan tujuan sifat-sifat keutamaan. dengan pelaksaan Syari'at Islam berarti telah tumbuh sifat-sifat Tasawuf, sebagaimana dikatan oleh Ibn Khaldun, bahwa Tasawuf ialah ilmu dalam Syari'at yang timbul kemudian didalam Agama Islam.
Asalnya ialah bertekun dalam beribadah dan memutuskan pertalian dengan segala sesuatu selain Allah dan hanya menghadap kepadanya semata-mata, menolak hiasan-hiasan duniawi serta tidak tertarik kepada perkara-perkara yang selalu memperdayakan orang banyak, seperti kelezatan harta benda dan kemegahan, bertajarrub menuju jalan Allah melalui Khalwat yang dibarengi dengan berbagai bentuk amal ibadah.
Dalam hubungan Tasawuf dengan Tarekat disini dapat dilihat bahwa Tarekat berarti jalan, petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadat sesuai dengan yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang dikerjakan oleh sahabat dan Tabi'in, turun temurun sampai kepada guru, sambung menyambung dan rantai berantai.
Guru-guru yang memberikan petunjuk dan pinpinan ini dinamakan mursyid yang mengajar dan meminpin muridnya sesudah mendapat ijazah dari gurunya pula sebagaimana tersebut dalam silsilahnya. dengan demikian para alhli Sufi yakin, bahwa peraturan dan perundang undangan yang tersebut dalam ilmu Syari'at dapat dikerjakan dalam pelaksanaan yang sebaik-baiknya.
Orang yang tidak mengerti ilmu Tasawuf sering bertanya mengapa adapula ilmu Tarekat, apakah tidak cukup ilmu fikih itu saja dikerjakan untuk melaksanakan ajaran islam itu?. orang yang bertanya demikian itu sebenarnya sudah melakukan ilmu Tarekat, diwaktu gurunya mengajarkan ilmu fiqih itu kepadanya, misalnya sembahyang, menunjuk dan membimbing dia, sebagaimana cara melakukan ibadat sembahyang itu bagaimana berniat yang betul, bagaimana melakukan bacaan, bagaimana melakukan sujud dan lain-lainnya, semuanya itu dilakukan dengan sebaik-baiknya. semua bimbingan guru itu dinamakan dengan Tarekat, karena pelaksanaan ibadat itu sudah berbekas kedalam jiwanya. dan hasilnya sebagaimana tujuan terakhir daripada semua pelaksanaan ibadat itu ialah mengenal tuhan dengan sebaik baiknya, ini dalam istilah ahli sufi dinamakan dengan Ma'rifat (mengenal Allah), untuk siapa dipersembahkan segala amal ibadat itu.
Syari'at itu merupakan peraturan dan perundang-undangan, Tarekat itu merupakan pelaksanaan, hakikat itu merupakan keadaan dan Ma'rifat itu adalah tujuan yang terakhir. dengan lain perkataan, sunnah harus dilakukan Tarekat, tidak cukup hanya keterangan dari Nabi Muhammad SAW saja, jika tidak dilihat pekerjaannya dan cara melakukannya yang melihat itu adalah sahabat-sahabatnya, yang menceritakan kembali kepada murid-muridnya, yaitu Tabi'in yang menceritakan pula kepada murid-muridnya, yaitu Tabi'in dan selanjutnya sebagaimana yang dituliskan dalam Hadis, dalam Atsar dan dalam kitap-kitap ulama.
Penulis : Drs. Damanhuri Basyir, M.Ag
Asalnya ialah bertekun dalam beribadah dan memutuskan pertalian dengan segala sesuatu selain Allah dan hanya menghadap kepadanya semata-mata, menolak hiasan-hiasan duniawi serta tidak tertarik kepada perkara-perkara yang selalu memperdayakan orang banyak, seperti kelezatan harta benda dan kemegahan, bertajarrub menuju jalan Allah melalui Khalwat yang dibarengi dengan berbagai bentuk amal ibadah.
Dalam hubungan Tasawuf dengan Tarekat disini dapat dilihat bahwa Tarekat berarti jalan, petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadat sesuai dengan yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang dikerjakan oleh sahabat dan Tabi'in, turun temurun sampai kepada guru, sambung menyambung dan rantai berantai.
Guru-guru yang memberikan petunjuk dan pinpinan ini dinamakan mursyid yang mengajar dan meminpin muridnya sesudah mendapat ijazah dari gurunya pula sebagaimana tersebut dalam silsilahnya. dengan demikian para alhli Sufi yakin, bahwa peraturan dan perundang undangan yang tersebut dalam ilmu Syari'at dapat dikerjakan dalam pelaksanaan yang sebaik-baiknya.
Orang yang tidak mengerti ilmu Tasawuf sering bertanya mengapa adapula ilmu Tarekat, apakah tidak cukup ilmu fikih itu saja dikerjakan untuk melaksanakan ajaran islam itu?. orang yang bertanya demikian itu sebenarnya sudah melakukan ilmu Tarekat, diwaktu gurunya mengajarkan ilmu fiqih itu kepadanya, misalnya sembahyang, menunjuk dan membimbing dia, sebagaimana cara melakukan ibadat sembahyang itu bagaimana berniat yang betul, bagaimana melakukan bacaan, bagaimana melakukan sujud dan lain-lainnya, semuanya itu dilakukan dengan sebaik-baiknya. semua bimbingan guru itu dinamakan dengan Tarekat, karena pelaksanaan ibadat itu sudah berbekas kedalam jiwanya. dan hasilnya sebagaimana tujuan terakhir daripada semua pelaksanaan ibadat itu ialah mengenal tuhan dengan sebaik baiknya, ini dalam istilah ahli sufi dinamakan dengan Ma'rifat (mengenal Allah), untuk siapa dipersembahkan segala amal ibadat itu.
Syari'at itu merupakan peraturan dan perundang-undangan, Tarekat itu merupakan pelaksanaan, hakikat itu merupakan keadaan dan Ma'rifat itu adalah tujuan yang terakhir. dengan lain perkataan, sunnah harus dilakukan Tarekat, tidak cukup hanya keterangan dari Nabi Muhammad SAW saja, jika tidak dilihat pekerjaannya dan cara melakukannya yang melihat itu adalah sahabat-sahabatnya, yang menceritakan kembali kepada murid-muridnya, yaitu Tabi'in yang menceritakan pula kepada murid-muridnya, yaitu Tabi'in dan selanjutnya sebagaimana yang dituliskan dalam Hadis, dalam Atsar dan dalam kitap-kitap ulama.
Penulis : Drs. Damanhuri Basyir, M.Ag