Secara umum dasar dari semua tarekat dapat disimpulkan dalam lima hal pokok yaitu :
Selanjutnya seorang murid tidak hanya sekedar berguru, tetapi harus menjaga adab terhadap syekhnya agar ilmu yang diperoleh dari gurunya dapat dihayati dan diamalkan. Adap-adap tersebut adalah :- a. Menuntut ilmu untuk menegakkan perintah Allah.
- b. Cinta kepada Syekh dan persaudaraan untuk mendapatkan penglihatan yang tajam.
- c. Meninggalkan rukhsah dan teknik untuk memelihara keutamaan.
- d. Mengisi waktu dengan wirid-wirid dan selalu menghadirkan Tuhan dalam hati.
- e. Mencurigai diri dari segala sesuatu agar dapat keluar dari hawa nafsu (Ahmad al-Kamas al-Khanawi, 1938 : 11).
- a. Mengikuti segala perintah Syekh meskipun bertentangan dengan pendapatnya.
- b. Menjauhi larangan Syekh meskipun disenanginya.
- c. Menjaga kehormatan Syekh, baik di hadapan maupun di belakang Syekh, di waktu hidup maupun sesudah matinya.
- d. Menegakkan hak-haknya sedapat mungkin.
- a. Tetap bertaqwa dengan meninggalkan yang dilarang dan memelihara kewajiban.
- b. Beramal dengan segala amal kebajikan yang dapat menyebabkan kesempurnaan jiwa dan taqwa.
- c. Senantiasa berhati-hati dalam sikap dan perbuatan.
- d. Berteman dengan orang yang mempunyai ilmu dan ma'rifat.
- e. Berusaha untuk menjauhi orang yang mengerjar kemewahan dan keduniaan.
- f. Menjaga adab.
- g. Menunaikan waktu dengan segala haknya.
- h. Hendaklah tidak melihat di alam ini, kecuali diri sendiri dan Tuhan, dengan sikap muraqabah.(
- i. Menjauhkan diri dari sikap terpaksa dalam segala gerakan.
- j. Mengisi hati dengna sesuatu yang dapat menghidupkannya dengan :
2) Senantiasa mengingat maut yang datangnya tiba-tiba.
3) Senantiasa mengingat keliaran hati.
4) Senantiasa mengingat bahwa engkau berada di hapan Allah SWT.
Seorang Syekh terekat paling kurang harus memiliki lima kriteria :
- a. Perasaan yang tajam
- b. Ilmu yang betul
- c. Cita-cita yang tinggi.
- d. Kepribadian yang disenangi.
- e. Mempunyai pandangan yang menyelamatkan.
Ajaran lain yang terdapat dalam tarekat adalah Rabithah yang mencakup pengertian sebagai berikut :
- a. Jalan yang mengantar untuk sampai kepada Tuhan.
- b. Mengikat hati dengan Syekh yang sudah mencapai maqam musyahadah dan yang menyaksikan sifat-sifat Zatiyah serta memelihara rupanya dalam khayal walaupun Syekh itu tidak hadir.
- c. Fana pada Syekh adalah fana pendahuluan kepada Allah.
- d. Mendapatkan ia bebas qhaibah.
- e. Masa qhaibah dari pada selain Allah yang mereka sebut dengan al-Wushul dan asy-Syuhud. (Ahmad al-Kamas al-Khanawi, 1938 : 45-47)
Cara-cara Melaksanakan Rabithah :
- a. Seorang murid menggambarkan supa Syekh yang sempurna (Syekhul Kamil), kemudian dia bertawajjuh kepada rohaniyah guru, dengan membayang wajahnya, sehingga hasillah baginya qhaibah atau Atsarul-Jadzwah atau pengaruh daya tarikan.
- b. Ia menggambarkan guru (Syekh) di sampingnya, kemudian berharap kepada rohaniyah dalam gambaran itu, sehingga hasillah baginya qhaibah dan dapat meninggalkan rabithah.
- c. Ia menggambarkan rupa Syekhnya pada dahinya dan meletakkannya di tengah-tengah dahinya inilah yang paling kuat untuk menolak gangguan hati dibandingkan dengan dua cara sebelumnya.
- d. ia menghadirkan rupa Syekh di tengah-tengah hatinya dan ini paling menolong untuk menolak gangguan hati.
- e. Ia menghayalkan akan rupa Syekhnya di dahinya dan turun ke tengah-tengah hatinya dan menganggab hati adalah jalan luas yang dapat melepaskannya dari berbagai gangguan. Cara ini paling bermanfaat, karena ia meniadakan dirinya dan menampilkan Syekhnya, karena Syekh paling kuat untuk menghilangkan rintangan.
