Adab Berdzikir di dalam Kehidupan Tarekat Yang harus dijaga

Di dalam kehidupan tarekat ada adab-adab berdzikir yang harus dijaga antara lain:
  • Lebih dahulu bersuci dari hadast dan najis siang dan nyaring pada waktu malam, biasanya ayat yang dibaca adalah surat al-Kafirun dan al-Ikhlas.
  • Setelah selesai shalat ia duduk dengan bertawadhu menghadap qiblat dengan mengosongkan hati dari segala pikiran yang mengganggu dan membimbingkan. duduk dengna duduk tawarruk, menurut Naqsyabandiyah dan duduk tasyahud menurut Sadziliyah dan lainnya.
  • Kemudian mengucap istigfar, menurut Naqsyabandiyah 5 kali atau 25 kali. Menurut Sadziliyah 70 kali dan menurut yang lain 100kali.
  • Kemudian dia berdoa kepada Allah agar Allah menerima doanya, doa supaya dapat mengikuti sunnah Rasaul dan beroleh Husnul Khatimah baginya dan bagi syekhnya.
  • Membaca surat Al-Fatihah, surat Al-Ikhlas 3 kali dan menghadiyahkan pahala kepada silsilah tarekatnya.
  • Kemudian memejamkan mata dan menggantikan dirinya seolah-olah sudah mati dan tidak ada perlindungan kecuali kepada Allah SWT.
  • Kemudian bertawassul kepada mursyid, supaya mursyid mensyafaatkannya di hari kiamat, dengan cara seolah-olah ia memandang gurunya dihadapan matanya.
  • Menurut Naqsyabandiyah, kemudian membaca dengan lidah atau dalam hari.
  • Kemudian memulai dengan wakuf Qalbi.
  • Kemudian dilanjutkan dengan mengingat Allah melalui latifatul Qalbi (Ahmad al-Kamas al-Khanawi, 1938 :13).
Demikianlah pengalaman tarekat secara umum, namun antara satu dengan yang lainya ada amalan-amalan khusus seperti :

Tarekat Qadiriyah

Pokok ajaran tarekat Qadiriyah itu lima yaitu :

  1. Tinggi cita-cita
  2. Menjaga kehormatan
  3. Baik pelayanan
  4. Kuat pendirian
  5. Membesarkan nikmat Tuhan (Abu Bakar Atjeh, 1985 :319)
Siapa yang tinggi cita-citanya, naiklah martabatnya, dan siapa yang memelihara kehormatannya, maka Allah akan memelihara kehormatannya. Siapa yang baik khidmadnya kekallah ia dalam petunjuk, siapa yang membesarkan Allah (karena nikmatnya), maka ia akan mendapat tambahan nikmat dari Allah SWT. (Ahmad Al-Kamas al-Khanawi, 1938 : 10).

Tarekat Qadiriyah lebih menekan pada pemantapan akidah dan kepasrahan pada ketentuan Tuhan dengan persepakatan kalbu maupun roh, penyatuan batin dan lahir, penyucian diri dari tabi'at-tabi'at jiwa (Abu al-Wafa, 1985 : 236).