Wacana Fiksi dibagi Menjadi 3 Wacana Prosa, Puisi, dan Wacana Drama

Wacana Fiksi 

Bentuk dan isi wacana fiksi berorientasi pada imajinasi. Biasanya, tampilan dan bahasanya mengandung keindahan (estetika). Mungkin sekali wacana fiksi berisi fakta tau kenyataan, tetapi gaya penyampaiannya indah. Walaupun begitu, karya semacam itu tetap terogolong karya fiktif karena proses penciptaan dan sifatnya memang fiktif. Bahasanya konotatif, analogis, dan multiinterpretatif karena pada umumnya berdasarkan asa kebebasan berpuisi (licentia puitica) dan kebebasan bergramatika (licentia framatica). Wacana fiksi dapat dibagi menjadi wacana prosa, wacana puisi, dan wacana drama.

Wacana Prosa 

Wacana prosa adalah wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. wacana prosa dapat berbentuk tulis atau lisan (Tarigan, 1987:57). Novel, cerita pendek, artikel, makalah, buku, laporan penelitaian, skripsi, disertasi, dan beberapa bentuk kertas kerja dapat digolongkan sebagai wacana prosa.

Wacana Puisi

Wacana puisi dituturkan dalam bentuk puisi, bisa berbentuk tulis atau lisan, Bahasa dan isinya berorientasai pada keindahan. Puisi, Lagu, tembang, dan balada merupakan contoh wacana puisi, Perhatikan keindahan pada sebaris lagu karya Anggun C. Sasmi berikut ini.
(29) Yang kutunggu, masih kucari.
Bahasa dari sebaris lagu itu terasa indah dan maknanya pu ternyata amat dalam tampaknya "sesuatu yang ditunggu itu masih amat jauh sebab sesuatu itu ternyata masih dicari".

Wacana Drama

Wacana drama disampaikan dalam bentuk drama. Biasanya, drama berbentk percakapan atau dialog. Oleh karena itu, dalam wacana harus ada pembicara dan yang diajak bicara.