Angkatan 45 (Sastra Kemerdekaan)
Nama angkatan ini digunakan oleh Rosihan Anwar dalam artikelnya pada majalah Siasat pada tanggal 9 Januari 1949 dengan alasan bahwa corak pembaruan telah jelas terlihat pada tahun 1945 dan banyak pengamat sastra akhirnya menyetujui. H.B Jassin menyetujui dengan menghilangkan angka 19 atau 1900 tinggal 45 saja dan nama 45 lebih terterima di masyarakat daripada 1945. Penamaan Angkatan 45 didasari beberapa alasan berikut.
- Corak kebaruan dalam sastra mulai muncul pada tahun 1945.
- Tahun 1945 merupakan tahun kemerdekaan sehingga mempunyai makna besar dalam sejarah bangsa.
- Kemerdekaan merupakan pangkal perkembangan dan kemajuan kebudayaan suatu bangsa.
Beberapa ciri umum karya sastra Angkatan 45 atara lain sebagai berikut.
- Humanisme universal, tercermin dalam sikap dan karya yang mau menerima keadaan dunia maju dan menjalin persahabatan dengan manusia seluruh dunia.
- Pengaruh unsur sastra asing lebih luas, terutama sastra barat.
- Corak isi karangan lebih realis bahkan sudah terimbas naturalis dari sastra barat.
- Individualisme sastrawan lebih menonjol, lebih dinamis, dan semakin kritis terhadap keadaan masyarakat.
- Gaya ekspresif dalam puisi mulai berkembang, bahkan Chairil Anwar disebut sebagai tokoh ekspresionisme.
- Terjadi penghematan kata dan bahasa sehingga mampu mengungkapkan makna dengan bahasa singkat, padat, dan jelas disertai perbandingan-perbandingan membayang dan mengesan.
- Menghindari pemakaian uangkapan-ungkapan usang dan menggantinya dengan perbandingan visual sampai pada bagian imajinasi dibalk kenyataan.
- Mulai muncul unsur sinisme dan sarkasme terhadap kepincangan masyarakat akibat masa pergolakan.
- Makin berkembang karya puisi dan menyurutnya karya prosa.
|
Dasar dari Penamaan Angkatan 45 Beserta Ciri Umum Karya Sastra Angkatan 45 |
Karya monumental yang muncul pada
Angkatan 45 berupa puisi ekspresionis, mengungkapkan masud dalam kata-kata singkat dan bernas tanpa memerhatikan lagi keindahan dalam bentuk (tipografi) puisi. Pelopor ekspresionis di bidang puisi adalah Chairil Anwar. Sementara itu, karya prosa yang terkenal beruapa cerpen didominasi oleh karya Idrus, dan drama berjudul Tuan Amin Karya Amal Hamzah.