11 Ciri Berfikir Filsafat dan Penjelasannya
Filsafat adalah pengetahuan tentang berpikir kritis sistematis; pengetahuan tentang pemahaman universal terhadap semua persoalan; dan pengetahuan tentang kebenaran pemikiran yang tanpa batas dan masalah yang tidak pemah tuntas.
Filsafat menguliti substansi dalam kebenaran karena itu, yang ditemukan adalah hakikat kebenaran dan kebenaran hakiki tentang segala sesuatu. Hakikat merupakan istilah yang menjadi ciri khas filsafat. Hakikat adalah pemahaman atau hal yang paling mendasar. Jadi, filsafat tidak hanya berbicara tentang wujud atau materi sebagaimana ilmu pengetahuan, tetapi berbicara makna yang terdapat di belakangnya. Dalam filsafat, hakikat tersebut sebagai akibat dari berpikir radikal.
Filsafat juga merupakan kebebasan berpikir manusia terhadap segala sesuatu tanpa batas dengan mengacu pada hukum keraguan atas segala hal. Sarwa sekalian alam dan segala hal dapat dilihat dari berbagai sudut rnelalui kontemplasi pemikiran yang sistematis, logis, dan radikal. Segala hal yang dipikirkan oleh filsafat berkaitan dengan hal-hal berikut.
- Sesuatu yang bersifat metafisik yang tidak dapat dilihat oleh mata kepala manusia.
- Alam semesta yang fisikal dan terbentuk oleh hukum perubahan.
- Segala sesuatu yang rasional dan irasional.
- Semua yang bersifat natural maupun supranatural.
- Akal, rasa, pikiran, intuisi, dan persepsi.
- Hakikat terbatas dan tidak terbatas.
- Teori pengetahuan pada semua keberadaan pengetahuan manusia yang objektif maupun subjektif.
- Fungsi dan manfaat segala sesuatu yang didambakan manusia atau dihindarinya.
- Kebenaran spekulatif yang bersifat rasional tanpa batas sehingga berlaku pemahaman dialektis terhadap berbagai penemuan hasil pemikiran manusia.
- Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu, dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa yang kita belum ketahui. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semua akan kita ketahui dalam kesemestaan yang tak terbatas ini. Berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah terjangkau. Jujun S. Suriasumantri (1990: 19) berpendapat bahwa seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seorang yang berpijak di muka bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Atau seorang yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya. Ia ingin menyimak kehadirannya ‘dengan kesemestaan yang ditatapnya. Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh.
- Berpikir filsafat didasarkan pada pandangan bahwa setiap ilmu yang ada tak lagi dipercaya sebagai kebenaran. Kebenarannya dipertanyakan, mengapa ilmu itu bisa benar, dan apa yang dimaksud dengan kebenaran di sini? Pertanyaan demi pertanyaan meluncur ditujukan kepada semua yang ada dengan gugatan yarig belum ada. Dengan modal kemungkinan filsaftti itu, filsafat menyatakan keraguannya terhadap segala kebenaran ilmu. Hingga filsafat memberikan ketegakan ilmu dan ilmu mampu mengembangkan harapan hidup manusia secara lebih real. 1 2. Filsafat telah memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Setelah penyerahan dilakukan, filsafat pun pergi. Ia kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi, dan meneratas. Seorang yang skeptis akan berkata, "Sudah lebih dari 2.000 tahun orang berfilsafat, namun selangkah pun, ia tidak maju." Tak pemah maju karena tidak ada kepuasan dalam berfilsafat, bagaikan orang yang kehausan dan dahaga tanpa henti dengan seteguk air. Tidak merasa sudah selesai atas apa yang dipikirkan, tidak memikirkan atas apa yang orang tak sudi memikirkannya.
![]() |
11 Ciri Berfikir Filsafat dan dan Penjelasannya |