Kapan dan Bagaimana Seharusnya Ijtihad Dilakukan Secara Individual

Tags

Kapan dan Bagaimana Seharusnya Ijtihad Dilakukan Secara Individual

Pintu ijtihad untuk berbagai persoalan yang semakin kompleks yang berkaitan dengan pembenahan akhlak manusia, tetapi dengan persyaratan-persyaratan yang disepakati sebagaimana oleh para ulama telah di-ijma'- kan. Sebaiknya, ijtihad tidak dilakukan secara individual, (kecuali di dalam keadaan darurat), namun secara kolektif dan dilakukan oleh suatu lembaga, dengan langkah-langkah berikut. 
  1. Saling bertukar pendapat dan pikiran di kalangan para tokoh agama, ulama, dan cendekiawan. 
  2. Mengidentifikasi permasalahan yang ada di bawah pancaran cahaya A1-Quran dan As-Sunnah. 
  3. Mengemukakan warisan fiqh dan ushul fiqh dari ulama-ulama terdahulu dengan pemaparan yang komprehensif tanpa ada unsur paksaan dan rongrongan, atau tanpa harus tunduk pada kekuatan politik atau pemerintahan yang zalim. 
  4. Pengembangan metodologi penggalian hukum Islam yang akan membentuk sistem perilaku umat Islam yang becermin pada perilaku Rasulullah SAW. secara umum dan mengembangkannya dalam perilaku yang lebih luas, terutama dalam masalah sosial, politik, kebudayaan, hukum positif, dan ideologi. 
  5. Mengembangkan ijma' ulama yang faqih dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara. 
Pembentukan akhlak umat Islam dapat dilakukan dengan metode ijma' yaitu sebagai berikut. Ijma' diartikan kesepakatan (al-itifaq) terhadap sesuatu. Pernyataan fajmi'u dalam Al-Quran surat Y usuf ayat 15 dapat diartikan bahwa "mereka menjadi sependapat." Pendapat tersebut terdapat dalam surat Y iisuf ayat 15:
Kapan dan Bagaimana Seharusnya Ijtihad Dilakukan
Artinya: "Maka ketika mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur, kami wahyukan kepada Yusuf, Engkau kelak pasti akan mencerita-kan perbuatan ini kepada mereka, sedangkan mereka tidak menyadari'." (Q.S.Y usuf: 15)