4 Tipe Tindakan Sosial Menurut MAX WEBER dan Contohnya

4 Tipe Tindakan Sosial Menurut MAX WEBER dan Contohnya


Weber menemukan bahwa tindakan sosial tidak selalu memiliki dimensi rasional tetapi terdapat berbagai tindakan nonrasional yang dilakukan oleh orang, termasuk dalam tindakan orang dalam kaitannya dengan berbagai aspek dari kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi.


Weber menemukan 4 tipe dari tindakan sosial, yaitu:

  1. Tindakan Rasional instrumental, yaitu suatu tindakan yang dilakukan berdasar-kan pertimbangan dan pilihan yang sadar dalam kaitannya dengan tujuan suatu tindakan dan alat yang dipakai untuk meraih tujuan yang ada. Misalnya kenapa para pengusaha banyak menjadi calon anggota legislatif? Ternyata dari pengalaman hidup para peng-usaha dalam dunia bisnis, kehidupan mereka tidak bisa dilepaskan dari dunia politik. Oleh sebab itu, mengombinasikan dua aspek Tindakan pengusaha tersebut dapat dipandang sebagai tindak-an rasional instrumental, karena mempertimbangkan antara tujuan yang ingin dicapai (keuntungan materiel yang lebih besar) dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan (berbisnis sambil berpolitik) tersebut. Bila Anda perlu contoh lain untuk memahami lebih dalam. Berikut ini disajikan contoh tersebut. Jika Anda seorang pe-kerja, maka apapun alasannya dipastikan Anda memilih pekerjaan yang dimililci tersebut merupakan hasil dari pertimbangan alat dan tujuan yang Anda miliki seperti pendidikan, keterampilan (keahlian), kesempatan, latar belakang, dan kondisi keluarga. 
  2. Tindakan Rasional nilai , yaitu tindakan di mana tujuan telah ada dalam hubungannya de-ngan nilai absolut dan nilai akhir bagi individu, yang dipertim-bangkan secara sadar adalah alat mencapai tujuan. Memberi infak dan sedekah di kalangan umat Islam, misalnya, dapat dilihat seba-gai tindakan rasional nilai. Menjadi hamba Allah yang diridhoi dan meraih surga di akhirat kelak merupakan tujuan yang berorientasi kepada nilai absolut dan nilai akhir. Pilihan memberi infaq dan sa-dhaqah sebanyak mungkin sebagai alat untuk meraih tujuan yang berorientasi kepada nilai absolut dan nilai akhir tersebut tidak bisa dinilai apakah lebih efisien dan efektif dibandingkan mengerjalcan shalat sunat, misalnya. Mungkin ada baiknya dilanjutkan dengan contoh lain. Untuk hi-dup Anda jelas membutuhkan suatu pekerjaan, apakah Anda men-carinya atau membuat sendiri. Itu salah satu tujuan Anda. Namun tidak semua pekerjaan mau Anda lakukan. Kenapa? Sebab Anda memiliki nilai dan norma yang menjadi patokan atau rujukan Anda dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam hal pekerjaan. Oleh karena itu, Anda tidak akan bekerja dalam perjudian dan prostitusi, misalnya, meskipun pendapatan yang akan diperoleh relatif besar. Jadi, tindakan tersebut dipandang sebagai tindakan rasional nilai. 
  3. Tindakan Afektif, yaitu tindakan yang didomina-si perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Misalnya tindakan-tindakan yang dilakukan karena cinta, marah, takut, gembira sering terjadi tanpa diikuti dengan pertimbangan rasional, logis, dan ideologis. Ketika dua anak ma-nusia berlainan jenis sedang dilanda badai asmara, misalnya, yang menyebabkan mereka mengalami "mabuk cinta», tidak jarang me-reka melakukan suatu tindakan yang tidak rasional dan logis, se-hingga seolah-olah merasakan "tahi gigi jadi cokelat». Contoh lain adalah misalkan Anda merasa terhina oleh per-lakuan seorang tetangga, oleh karenanya Anda marah dan tidak terima atas perlakuan tersebut. Padahal Anda terhina karena te-tangga tersebut mengkritik Anda di hadapan orang ramai atas si-kap Anda yang tidak memerhatikan (cuek) terhadap penampilan diri, sehingga Anda terkesan kampungan. Karena Anda marah dan tersinggung, maka apa saja yang dikerjakan oleh tetangga tersebut Anda pandang jelek selalu, tidak pernah benar di mata Anda. Tin-dakan ini mencerminkan tindakan afektif, tindakan didasari emosi atau perasaan tanpa refleksi intelektual. 
    4 Tipe Tindakan Sosial Menurut MAX WEBER dan Contohnya
  4. Tindakan tradisional (traditional action), yaitu tindakan karena kebiasaan atau tradisi. Tindakan tersebut dilakukan tanpa refleksi yang sadar dan perencanaan. Apabila ditanyakan kenapa hal tersebut dilakukan? Jawaban yang diberikan adalah karena nenek moy-ang mereka telah melakukannya semenjak dahulu kala. Oleh karena itu, tradisi ini harus dilanjutkan, kata pelaku tindakan tradisional. Jika ditanyakan kepada para aktivis mahasiswa, sebagai suatu contoh, kenapa mereka masih melakukan plonco terhadap mahasiwa baru? Jawaban mereka, ini sudah jadi tradisi mahasiswa. Alasan untuk menciptakan keakraban yang dilontarkan maha-siswa untuk menopang alasan tradisi sering dipatahkan oleh argu-mentasi bahwa secara sosiologis dan psikologis manusia cenderung untuk berteman. Oleh sebab itu, tidak ada plonco pun, mahasiswa junior akan berusaha berteman dengan seniornya. Lagi pula ke-napa harus dengan pemaksaan jika tujuannya untuk menciptakan hubungan antara senior dan junior? Jika belum paham, berikut contoh kedua. Jilca Anda ditanyakan terhadap suatu tindakan yang Anda lakukan, sedangkan jawaban-nya adalah semua orang melakukannya dan Anda juga melakukan-nya seperti nenek moyang Anda. Maka tindakan tersebut dikate-gorilcan sebagai tindakan tradisional.