5 Tindakan Penjajah Jepang dalam Memeras Sumber Daya Alam Indonesia

5 Tindakan Penjajah Jepang dalam Memeras Sumber Daya Alam Indonesia


Berbagai tindakan yang dilakukan oleh Jepang untuk bisa memeras sumber daya alam yang ada di Indonesia. Semua itu dilakukan Jepang demi tercapainya cita-cita dan ambisi politiknya, yaitu menguasai wilayah Asia.

5 Cara Penjajah Jepang memeras kekayaan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut. 


  1. Semua harta peninggalan milik bangsa Belanda disita, seperti perkebunan, bank, pabrik, dan perusahaan-perusahaan vital (pertambangan, telekomunikasi, perusahaan transportasi, listrik, dan lain-lain). 
  2. Jepang mengawasi dan memonopoli penjualan hasil perkebunan teh, kopi, karet, dan kina. 
  3. Jepang melancarkan kampanye pengerahan barang-barang dan menambah bahan pangan secara besar-besaran. Kampanye ini menjadi tugas Jawa Hokokai dan instansi-instansi lain. 
  4. Jenis-jenis perkebunan yang tidak berguna dimusnahkan dan diganti dengan tanaman bahan makanan. 5) Rakyat hanya diperbolehkan memiliki 40% dari hasil pertaniannya, sedangkan 60% lainnya harus disetorkan kepada pemerintah Jepang dan lumbung desa. 
  5. Rakyat dibebani pekerjaan tambahan untuk menanam pohon jarak yang digunakan sebagai pelumas pesawat terbang dan pelicin senjata. 

Cara dan usaha pemerintah Jepang ini telah menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Penebangan hutan secara liar telah menimbulkan bencana alam yang dahsyat. Rakyat sangat kekurangan makanan akibat banyaknya setoran. Gairah kerja masyarakat menjadi turun, demikian pula staminanya. 
5 Tindakan Penjajah Jepang dalam Memeras Sumber Daya Alam Indonesia
Di beberapa tempat pelbagai penyakit menimpa rakyat akibat gizi yang tidak memenuhi syarat. Tidak sedikit rakyat yang menjadi korban karena tindakan Jepang. Secara langsung atau tidak langsung, rakyat menjadi korban yang paling menderita dari pelaksanaan kebijakan politik Jepang. Pemerintah Jcpang juga melakukan percobaan menanam kapas di berbagai daerah. Hal ini discbabkan pcmcrintah Jcpang tnenghadapi persoalan kckurangan sandang. Namun, hasil percobaan itu kurang memuaskan. Akhirnya, sebagian besar rakyat di pedesaan memakai pakaian dari karung goni atau bagor (anyaman kasar dari daun rumbia) dalam kesehariannya.