Jika kita menyimak baik-baik, dalam sebuah film yang disuguhkan terdapat sebuah pesan atau makna berharga yang ingin disampaikan sang sutradara. Namun tidak semua penonton bisa memahaminya, penonton yang tidak konsentrasi tidak akan menangkap pesan tersebut. Yang mereka dapatkankan mungkin hanyalah tawa-tawa sesaat yang akan terlupa sesaat setelah film itu selesai.
Tentunya, seorang sutradara yang hebat sengaja menyembunyikan pesan itu agar penonton berantusiasme tinggi dan bernafsu untuk mengikuti dan menikmati film tersebut hingga selesai!
Jika kita analogikan, hidup ini pun demikian. Lihatlah, disetiap pagi kita dibangunkan untuk hidup kembali di panggung sandiwara dunia ini. Kita mendapatkan berbagai fasilitas yang diberikan Allah Subhannahu wa Ta’ala secara cuma-cuma, Dialah Sang Maha Pengatur, Sutradara Agung alam semesta ini. Yang Maha Kaya (Al Ghaniyy/الغنى) dan Yang Maha Pemberi Kekayaan atau Al Mughnii (المغنى), Yang Maha Mencukupi dan Maha Kuasa Memberikan Kekayaan dan melimpahkannya kepada siapa saja menurut Kehendak-Nya.
“Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Ali ‘Imran: 97)
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (Q.S An Nisa: 131)
Allah Azza wa Jalla dengan Kemahaan-Nya, telah membagi-bagikan "peranan" kepada semua manusia sebagai aktor dan aktris atau khalifah-Nya di bumi ini dengan Perencanaan-Nya yang sangat sempurna. Setiap peranan berjalan bersesuaian dan seimbang dalam masa yang Dia Kehendaki. Kesemuanya terbungkus rapi dalam sebuah tirai Hikmah, tidak ada kedzaliman disana.
Berhati-hati dalam lisan, sikap dan gerak tubuhnya, karena KemahatahuanNya. Selain itu, seorang hamba yang Allah anugerahkan sifat ini, dia akan dapat mengenal hal-hal yang ghaib dan ini merupakan buah dari ma’rifatullah.
Aktor dan Artis yang baik, ia sadar sepenuhnya dan percaya, bahwa peranan yang ia bawakan itu adalah peran terbaik yang telah sutradara pilihkan untuknya, dan mereka memegang teguh kepercayaan tersebut. Mereka bersungguh-sungguh dan bahagia dengan peranan dikeseluruhan hidupnya di panggung tersebut, apapun itu.
“Rasa percaya sepenuh hati, yang diikuti dengan kesungguhan untuk merealisasikannya itulah yang disebut Iman. Dan iman itu tidak akan hadir tanpa adanya pengetahuan, iman itu tidak akan tumbuh sempurna – apalagi hingga berbuah – tanpa adanya keinginan untuk menjaganya”.
Aktor dan aktris yang baik, akan menyadari sepenuhnya bahwasan kehidupan di panggung itu tidaklah nyata. Itu hanyalah sebuah uji coba kepiawaian dalam menjalankan peran yang sepenuhnya harus mengikuti sutradara. Laksana hamba yang mengikuti Tuhan-nya.