Lingkungan Tempat Hidup Udang

Lingkungan merupakan salah satu faktor eksternal yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan reproduksi terutama saat perkembangan gonad. Kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap metabolism tubuh. Kondisi lingkungan yang baik akan menunjang kecepatan pertumbuhan dan perkembangan gonad, selain itu udang juga sangat dipengaruhi oleh rangsangan eksternal terutama kondisi lingkungan.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kehidupan udang, diantaranya, yaitu:
  • Jenis dasar suatu perairan (Type of Substrate).

Setiap spesies udang menyukai hidup pada jenis dasar perairan tertentu, seperti jenis dasar berlumpur, jenis dasar berpasir. Jenis dasar berlumpur campur pasir, jenis dasar campur lumpur dan pasir dengan batu-batu dan jenis dasar pasir dan berkarang.
  • Selang kedalaman
Setiap spesies udang suka hidup pada selang kedalaman tertentu.
  • Kadar garam atau salinitas

Salinitas merupakan factor lingkungan yang paling besar pengaruhnya terhadap kelimpahan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. Banyak jenis atau spesies udang yang hanya menyukai hidup pada kadar garam tinggi seperti laut yang kadar garamnya antara 20-30 ppt. Ada juga beberapa jenis udang seperti Panaeus monodon, Panaesus semisulcates, dan Panaeus indicus yang pada larva hidup pada daerah yang berkadar garam rendah dan ketika dewasa hidup ditengah laut (Poernomo, 1997).

  • Suhu air.

Suhu air sangat mempengaruhi kehidupan udang. Di daerah tropis, suhu air laut pada umumnya homongen, baik dalam arah mendatar maupu arah tegak. Suhu secara langsung mempengaruhi system metabolism suatu spesies. Selain itu, menurut Mintarjo et al (1984), suhu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan udang, dimana laju pertumbuhan menibgkat sejalan dengan kenaikan suhu. Namum sampai batas tertentu suhu dapat menekan pertumbuhan dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

  • Distribusi Udang

Distribusi udang adalah penyebaran udang dari spesies udang yang dipengaruhi oleh adanya selang geografi suatu perairan (Poernomo, 1997). Imformasi mengenai distribusi udang pada suatu perairan sangat membantu usaha penangkapan udang, terutama berkaitan dengan kemudahan mendapatkan fishing ground dan nilai komersial suatu usaha penangkapan.

Daerah penyebaran udang hampir terdapat disepanjang pantai di perairan Indonesia, terutama pada daerah-daerah yang masih dipengaruhi oleh muara sungai sampai kedalaman 30-40 meter dengan periran lumpur berpasir (Naamin, 1978 dalam Martaosoerbroto et al, 19910).

Menurut Sumiono dan Priyono (1998) secara ekosistem, penyebaran udang dibagi menjadi dua daerah, yaitu daerah muara sungai atau estuary dan daerah lepas pantai. Pada perairan estuaria yang merupakan daerah pemijahan udang berada pada stadia post larva yuwana (juvenile) yang umumnya berukuran kecil sedangkan dilepas pantai udang berada pada stadia dewasa dan umumnya berukuran besar.

  • Udang Pisang

Udang laut , terutama dari keluarga penaeidee, atau sering disebut juga udang paneid, begitu pula dengan udang pisang merupakan salah satu jenis komoditas air payau yang termasuk dalam famalia penaeidee, oleh karena itu udang pisang sering dinamakan juga kelompok udang penaeid. Udang pisang juga merupakan bahan makanan sumber protein hewani yang bermutu tinggi.

Induk udang pisang ini telah banyak menarik perhatian sehingga banyak tenaga ahli salah satunya seperti tenaga ahli di BBAP Ujong Batee yang merupakan pusat penelitian dan pembenihan milik Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai mencoba untuk meneliti dalam rangka untuk pengembiakannya. Udang pisang sampai saat ini masih termasuk udang baru (Anonim, 2005). Induk udang pisang (Panaeus sp), di Aceh sering di jumpai / tersebar di kawasan perairan pantai barat aceh, seperti di: Perairan Aceh Jaya, Aceh Barat dan sekitarnya (Data Loka Budidaya Air Payau Ujong Batee, 2003).

  • Induk Udang

Produksi induk matang telur merupakan mata rantai pertama dalam kegiatan pembenihan udang. Induk matang telur dapat diperoleh langsung dari hasil penangkapan dilaut, dihasilkan melalui proses ablasi mata dan budidaya. Calon induk dari hasil tangkapan nelayan harus diseleksi terlebih dahulu agar dapat di peroleh induk yang sesuai dengan persyaratan. Pada dasarnya induk yang baik berasal dari hasil penangkapan dilaut.
    Dalam laporan pembenihan udang di UPU Gelung Situbondo mengatakan, Kelebihan induk yang berasal dari penangkapan di antaranya :
a.    Memberikan  fekunditas yang tinggi
b.    Kualitas telur dan tingkat penetasan yang tinggi
c.    Tingkat kematian rendah jika di ablasi