Kata-kata itu Akan Menampakkan Wujud Aslinya

“Hati-hatilah pada kata-kata,” katanya. “Saat kamu kurang waspada. Kata-kata itu akan menampakkan wujud aslinya, kata-kata itu akan memesonakan, memikat, meneror, membuat kamu tersesat dari kenyataan yang mereka wakili, membuat kamu mempercayai bahwa kata-kata itulah yang nyata.”

“Dunia yang kamu lihat, bukanlah Kerajaan yang dilihat anak-anak, melainkan dunia yang terpecah-pecah, terpecah kedalam beribu-ribu kepingan oleh kata….Kenyataan itu seolah-olah seperti riak gelombang samudera yang kelihatan berbeda dan terpisah dari seluruh samudera.”

“Ketika kata-kata dan pikiran diheningkan, Alam Semesta berkembang-nyata, menyeluruh, dan satu. Dan, kata-kata tampil sebagaimana mestinya, sebagai not-bukan musik, sebagai menu-bukan makanan, sebagai penunjuk arah-bukan tujuan perjalanan.

Sungguh dunia ini terlalu gaduh dengan kata-kata.
Sebagian politikus menggunakan kata-kata untuk memanipulasi kepercayaan rakyat. Sebagian pemimpin negeri menjadikan kata-kata hanya sebagai retorika panggung depan, tanpa kejelasan ia berbakti melayani siapa.

Sebagian para praktisi hukum menjadikan kata-kata hanya dalam tataran slogan semata. Sebagian wartawan menjadikan kata-kata sebagai sensasi untuk mendongkrak rating pemirsa. Sungguh dunia ini terlalu gaduh dengan kata-kata.

Salah satu petunjuk dan gambaran diri adalah kata-kata. Karena itu, pantaslah ada pepatah yang mengatakan, “Lebih baik diam dan terlihat bodoh, daripada membuka mulut dan membuktikan kebodohan.” Semoga kita tidak menjadi bagian orang-orang yang menjadi sebab kemalangan dan derita orang lain karena kata-kata kita. Berkata yang baik atau diam.